Tak pernah aku pahami, ketika rasamu hadir, bahkan aku tak tahu sejak kapan hatimu tertuju pada hatiku.
Kembali mencoba
membuka lembaran usang, tentang hari dan kebersamaan kita. Perlahan lembar demi lembar hingga lembaran terakhir.Tak ada goresan yang menuliskan gambaran hatimu. Hanya cerita kebodohan, kemarahan, serta keegoisan kita.
Dan tiba tiba seseorang memberikan gambaran itu, lembaran yang telah usang termakan usia, jelas terlihat bagaimana hatiku ingin kau miliki.
Inikah rahasia yang kau simpan hingga aku tak pernah tahu? Inikah penantian yang tak bejawab hingga meleburkan hatimu !
Inikah arti binar bola mata mu, inikah arti diam mu,inikah arti sejuta senyum yang tertahan, bahkan ketika aku  hadir dan berlalu di hadapan mu
Tak ada sapa yang berarti, obrolan basi yang hanya mengenang kenakalan tanpa ada goresan yang membekas
Bibirmu berkata tidak namun mata mu tak bisa bohongi hati. Kau bilang berlalu tapi hatimu masih kau lebur tanpa tesatukan.Â
Tidak pernah menyapa, bahkan tanpa balas bila di sapa, semakin rasa salah ini bercokol di kepala, menari nari tak henti bagai pemabuk ulung.
Tapi kau sematkan kata, bila pulang, kau pertanyakan. Apa artinya sebuah kata "pulang"kalau hanya menambah dalam luka mu
Tatap mu membuat hati perih. Senyummu menambah rasa besalah, canda mu pun seakan memojokkan kepekaan hati.