Yah, barangkali agak sedikit lebay jika mengibaratkan hubungan saya dengan "Grab" bagaikan musik dan lirik yang tak terpisahkan. Tapi, begitulah adanya, wahai pemirsa sekalian.Â
Saya sudah lupa kapan pertama kali menjalin hubungan dengan "Grab", yang jelas saya sudah terdaftar sebagai member platinum, mungkin sudah 4 tahun lebih kali yaa. Jujur, semenjak  ada layanan ojol, kehidupan saya sangat tertolong. Saya suka traveling dan bekerja pun sering berpindah kota, sehingga saya membutuhkan alat transportasi yang cepat, aman, dan hemat.
Memang, Grab ini sungguh "Aplikasi Untuk Semua" nya dan bagi saya merupakan "Super App" teman setia bagi anak rantau yang gemar traveling pula. Kalau nggak ada Grab, mungkin saya akan sering tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Bukan lebay, karena saya adalah tipe orang yang sangat sulit untuk mengingat jalan. Pernah nyoba naik angkot di Jakarta waktu itu, tapi sekali mencoba langsung salah arah. Untung sopirnya baik dan menunjukkan mana angkot yang harus saya naiki...:D
Sebagai anak rantau yang tinggal indekos pula, ada prinsip yang saya junjung tinggi dalam hal transportasi, utamanya, ialah cepat, aman, dan hemat. Saya akui, Grab #AplikasiUntukSemua ini lebih cepat dan dapat diandalkan saat buru-buru daripada ojol lainnya. Setiap hari Senin sebelum pergi ke kantor, saya rajin mengecek inbox di aplikasi Grab #SelaluBisa, untuk melihat kode promo yang dapat saya manfaatkan selama seminggu ke depan.
Sungguh bahagia bisa memanfaatkan kode promo GrabBike untuk pergi-pulang kantor karena bisa menghemat uang transportasi untuk kepentingan lainnya. Selain itu, saya juga sering mendapatkan rewards untuk pesan makanan melalui Grab dan diskonnya selalu membuat hati saya berbunga-bunga.Â
Tidak jarang saya lebih memilih pesan makanan melalui #AplikasiUntukSemua ini karena tentu lebih murah dibanding makan langsung di tempatnya, asal ada rewards yaaa. Yah, anak indekos pasti suka berburu yang serba diskon bukan? :D
"Bisa Grabnow, pak?"
"Mbak mau apa?'', kata drivernya dengan muka bingung.
Tapi saya langsung saja nyerocos, "Kodenya berapa, pak?''
Si driver menunjukkan kode dengan wajah seribu tanya. Sepertinya dia masih bingung perihal kode itu. Sepanjang perjalanan obrolan berlanjut.