MOJOKERTO – Perayaan Hari Jadi ke-107 Kota Mojokerto yang bertema Spirit of Mojopahit berlangsung meriah. Kirab budaya, konser musik, dan pemilihan Gus Yuk menjadi sorotan publik. Namun, di tengah kemeriahan tersebut, suara dari komunitas seni rupa masih sayup terdengar—menyuarakan harapan agar seni visual juga diberi tempat yang layak dalam panggung budaya kota.
Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari atau Ning Ita, selama ini dikenal sebagai figur yang terbuka terhadap dunia seni. Beliau telah mendukung berbagai pameran lukisan seperti MojoArt, Swarna-Warni, dan Spirit of Majapahit. Kehadirannya dalam pembukaan acara seni menjadi bukti bahwa pemerintah kota menghargai kerja para pelukis.
Namun demikian, dalam rangkaian resmi HUT Kota Mojokerto tahun ini, belum tampak adanya kegiatan khusus untuk seni rupa. Hal ini mengundang refleksi dari kalangan seniman, salah satunya seniman lukis asal Balongsari, yang menyampaikan sebuah gagasan menarik:
“Akan indah sekali jika setiap kantor dinas di Mojokerto memajang lukisan karya pelukis lokal. Itu bukan hanya mempercantik ruang kerja, tapi juga memperkuat identitas kota,” ujarnya.
Usulan tersebut disambut baik oleh sejumlah pelukis lain. Menurut mereka, langkah itu bisa menjadi bentuk apresiasi nyata sekaligus peluang bagi karya seni untuk hadir lebih dekat dengan masyarakat.
Seniman yang lain, Pelukis muda dari Komunitas Pelukis Pasar Seni Mojokerto Raya, menambahkan bahwa pemajangan lukisan bisa menjadi media edukasi visual. “Kalau di kantor kelurahan atau dinas sudah ada lukisan tentang Mojopahit atau budaya lokal, itu akan meninggalkan kesan dan rasa bangga tersendiri bagi masyarakat,” ujarnya.
Sayangnya, usulan ini masih bersifat aspirasi dari komunitas, dan belum menjadi kebijakan resmi. Namun dengan latar belakang Wali Kota yang peduli terhadap budaya, para pelukis optimis bahwa gagasan ini bisa dijadikan langkah strategis ke depan.
Kini, harapan para perupa adalah agar dukungan terhadap seni rupa tidak hanya hadir dalam pembukaan pameran, tapi juga diimplementasikan lewat langkah nyata seperti pemajangan karya secara permanen di ruang-ruang publik dan perkantoran.
Karena dalam Spirit of Mojopahit, seni rupa adalah bagian dari ingatan kolektif. Ia hadir bukan sekadar untuk dikagumi, tetapi untuk mengingatkan: bahwa Mojokerto adalah kota yang besar oleh budaya—dan hidup oleh karya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI