Mohon tunggu...
Asmiati Malik
Asmiati Malik Mohon Tunggu... Ilmuwan - Political Economic Analist

Political Economist|Fascinated with Science and Physics |Twitter: AsmiatiMalik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Putus Sambung Antara Amerika dan Korea Selatan

6 Juni 2018   23:43 Diperbarui: 6 Juni 2018   23:49 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Sergey Lavrov dengan Kim Jong Un di Pyongyang (Valery Sharifulin/AFP/Getty Images)

Diwaktu yang bersamaan ketika Mike Pompeo bertemu dengan Kim Yong Chol di New York, Presiden Korea Utara Kim Jong Un juga menerima kunjungan diplomatik dari Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov di Pyongyang.

Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyakinkan Presiden Kim agar tetap melaksanakan pertemuan dengan Amerika Serikat di Singapur untuk sanksi terhadap Korea Utara diangkat, mengingat tidak ada satupun negara yang berani melakukan transaksi perdagangan dengan Korea Utara karena sanksi ekonomi dari PBB dan Amerik Serikat.

Sergey Lavrov mengemukakan keinginan Rusia untuk menjalin kerjasama pembangunan jalur kereta yang menghubungkan Korea Utara dan Rusia, akan tetapi kerjasama itu hanya bisa berlansung bila  sanksi ekonomi tersebut dicabut. Lebih lanjut Sergey juga mengundang Kim Joon Un ke Moscow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Peluang dan Ancaman Ekonomi

Buruh Korea Utara di Pabrik Garmen milik Korea Selatan (Photo, voaindonesia)
Buruh Korea Utara di Pabrik Garmen milik Korea Selatan (Photo, voaindonesia)
Terlepas dari semua pertemuan tersebut ada hal yang pasti bahwa terbukanya ekonomi-politik Korea Utara akan memberikan lapak baru bagi pengembangan usaha di Semenangjung Korea. Baik itu buat China, Rusia, Korea Selatan, USA dan Jepang.

Pengembangan usaha dan Industri dengan jaminan oleh pemerintahan Kim Jong Un akan membuat industri padat karya dinegara tersebut akan berkembang karena selama ini pasar dunia sudah mengalami transformasi dimana di kawasan Asia Pasifik sendiri sudah kekurangan buruh murah sehingga menyebabkan banyaknya relokasi pabrik di negara-negara Afrika, Asia Tenggara termasuk Vietnam, Indonesia dan Phillipines serta Bangladesh di Asia Selatan.

Selama ini banyak perusahaan China yang menggunakan jasa buruh dari Korea Utara untuk dipekerjakan di pabrik-pabrik di China, karena mereka lebih rajin, tekun dan murah disbanding buruh lokal. Sehingga apabila pasar buruh Korea Utara terbuka, maka industri padat karya kemungkinan besar akan direlokasi ke Korea Utara.

Ini akan menguntunkan negara-negara tengga termasuk Korea Selatan yang selama ini terkenal dengan biaya buruhnya yang sangat mahal, sehingga industri garmen Korea Utara pada awalnya banyak beroperasi dinegara Asia Tenggara termasuk Indonesia, akan tetapi Industri garmen Korea di Indonesia banyak merekolasi pabriknya ke Vietname dan Bangladesh karena biaya buruh Indonesia yang sudah sangat tinggi hampir 100% lebih mahal dari Vietnam.

Oleh karena itu terbukanya pasar Korea Utara akan memberikan kesempatan dan keuntungan ekonomi untuk industri Korea Selatan dengan merelokasi pabriknya ke Korea Utara mengingat tujuan ekspor mereka banyak untuk pasar Amerika, sehingga ongkos logistikpun bisa ditekan. Akan tetapi ini juga bisa membuat industri padat karya angkat kaki secara berjamaah dari Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Dilain sisi Korea Utara dapat mendapat keuntungan ekonomi dari masuknya investasi asing sehingga membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan pajak negara. Akan tetapi semua itu tergantung dari kemauan politik dari Korea Utara untuk membuka dialog politik dengan dunia serta tetap melaksanakan pertemuan diplomasi dengan Trump di Singapur di 12 Juni mendatang. Dengan begitu Korea Utara bisa menghindarkan negaranya dari ancaman kelaparan yang setiap tahun menjadi mimpi buruk bagi negara tersebut.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun