Mohon tunggu...
Askpert.id
Askpert.id Mohon Tunggu... Lainnya - Expert Network

The first expert network in Indonesia. Providing answers beyond numbers, and bridging institutions with curated domestic experts.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Fenomena Tren Belanja Live Shopping: Transformasi E-Commerce dan Kebiasaan Belanja Online di Indonesia

22 Agustus 2023   11:58 Diperbarui: 22 Agustus 2023   11:59 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Faktor-faktor seperti variasi metode pembayaran (73%), kemudahan penggunaan (70%), efisiensi logistik (70%), antarmuka pengguna yang lancar (70%), fitur lengkap (68%), dan layanan resolusi yang handal (66%) menjadi alasan utama kepercayaan terhadap Tokopedia. 

Pengalaman Penjual dalam Live Shopping 

Meskipun platform yang lebih menarik bagi konsumen bervariasi, merek lokal dan global telah mengadopsi live shopping untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan pendapatan. 

Namun, pertanyaannya adalah seberapa besar upaya yang diperlukan oleh penjual untuk melaksanakan siaran langsung secara berkala. 

Pada tahap awal kemunculannya, metode live shopping menuai sejumlah skeptisisme. Beberapa orang percaya bahwa pendekatan ini berpotensi merugikan UMKM lokal, karena lebih menonjolkan produk impor dan merek terkenal, sekaligus melibatkan penggunaan teknologi.

Namun, menurut ahli marketplace Jonathan Ko, munculnya metode baru untuk penjualan, seperti live shopping, sebenarnya bisa membawa peluang bagi UMKM lokal.

Dibandingkan dengan proses yang lebih rumit seperti mempromosikan melalui media sosial dan platform e-niaga, live shopping lebih sederhana. Terutama bagi penjual dengan pemahaman teknologi terbatas. 


Jonathan Ko menjelaskan, "Sebelumnya, penjual harus memahami algoritma, menulis deskripsi produk, menggunakan komputer, dan mengatasi sejumlah hambatan teknis lainnya. Namun, dengan platform seperti TikTok, penjual cukup mengunggah produk, menambahkan judul dan harga, dan melakukan siaran langsung menggunakan ponsel mereka untuk mempromosikan produk secara real-time."

Selain itu, live shopping juga terbukti lebih sederhana dari model penjualan social commerce, yang membutuhkan presensi online signifikan, tampilan grafis yang mencolok, serta integrasi dengan platform atau situs web e-niaga tradisional.

Akankah Live Commerce Menyingkirkan eCommerce Tradisional?

Meskipun menunjukkan ekspansi dan potensi mengesankan, sangat penting untuk menyadari bahwa live shopping tidak akan secara langsung menggulingkan metode ecommerce tradisional.

Sebaliknya, live shopping mendukung strategi ritel online yang sudah mapan dengan memperkenalkan dimensi interaktif dan orientasi hiburan pada pengalaman berbelanja.

Danny Wong, Head of Growth and Innovation di APAC TEAM LEWIS, mencatat bahwa "pelanggan memandang live shopping sebagai sarana untuk mengakses diskon eksklusif dan menemukan produk baru."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun