Mohon tunggu...
Chairunnisa Ilmi
Chairunnisa Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - An Ambivert

Mahasiswa jurusan Antropologi Budaya di ISBI Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Banyak Masyarakat yang Mengabaikan Isu Covid-19?

26 September 2020   12:18 Diperbarui: 26 September 2020   12:37 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah terlalu kompleks ! membingungkan. Seolah mengerikan, tapi kengeriannya hanya tersaji dari layar kaca.  
Bagi Masyarakat awam, covid bukan lagi virus biologis, tapi virus yang menyerang psikis dan perekonomian. Penanaman rasa takut berlebih dengan tambahan sumber mata pencaharian yang makin tidak menentu.

Masyarakat Indonesia, tetaplah masyarakat timur yang mengedepankan spiritual dibanding infografik logis. Apalagi infografik ini adalah pekakas yang telah dikenal oleh masyarakat sebagai alat dari pemerintah untuk menyajikan data yang kurang terpercaya.
Data-data yang tersaji secara logis itupun sulit dicerna.

Pikiran Masyarakat kita telah lama dijauhkan dari cara berpikir kritis. Pokoknya harus nurut manut ! 'sing penting yakin !'
Bertabrakan dengan keadaan ekonomi yang semakin melilit. PHK dimana-mana, pengusaha semakin menjerit.

Masyarakat pun mengambil jalan pintas : bersikap bodoh dengan dunia luar dan fokus pada hidupnya (baca : mengabaikan covid)
Saya yakin, berita-berita tentang bertambah parahnya covid bagaikan janji paslon di setiap kampanye : seolah berpengaruh dengan hajat hidup setiap orang, seolah dekat, padahal hanya omongan semata~

Apalagi untuk Masyarakat dengan zona hijau yang kerabatnya -yang ada di zona Merah pun dikabarkan aman-aman saja dari virus mengerikan ini. Ditambah banyaknya influencer seperti Anji dengan 3,5 juta subscriber Deddy Corbuzier 10,7 juta subscriber, juga Jerinx yang sudah ditahan oleh polisi karena ujaran kebenciannya pada organisasi dokter di negeri ini. Mereka inilah yang sering membikin postingan yang selalu trending tentang keraguannya atas bahaya laten Covid-19.

Di Masa tak seperti ini, barangkali sosok agamawanlah yang bisa menjadi solusi, agar bisa meyakinkan masyarakat untuk dapat merawat diri dengan baik di Masa Pandemic. Meyakinkan agar memakai Masker, handsanitizer, dan diam di rumah adalah sebuah usaha bersosialisasi yang mulia, dan pelanggaran dari protocol kesehatan adalah sebuah dosa yang membahagiakan hidup insan. lainnya. Toh bukankah sudah sejak lama kaum agamawan kita memiliki pengaruh besar pada jalannya roda bangsa ini ?

Sayangnya, sekali lagi, kaum agamawan terutama Agama mayoritas, sudah banyak merasa dianak-tirikan oleh pemerintahnya. Bahkan suara agamawan hanya dijadikan alat pemilu dan pilkada. Ketidakadilan menanggapi kasus kaum agama yang dipidanakan pun banyak dipertanyakan khalayak !
Jadi jangan harap kaum agamawan dapat membuka suara lantang saat pemerintah gelagapan begini.

Pengabaian masyarakat ini diperparah oleh pendidikan negara kita yang luput dari materi filsafat-sejarah. Ditambah budaya literasi yang minim. Mana mau masyarakat menghabiskan waktu lama lama untuk membaca berita teraktual. Membaca hoax saja sudah syukur. Setidaknya masyarakat kita masih ada keinginan untuk membaca.

Sebagai penutup, sesungguhnya, pengabaian masyarakat dari fakta covid adalah buah dari pengabaian pemerintah atas gagalnya pemanusiaan bangsanya sendiri. Baginya, rakyat hanyalah angka yang  diberi label 'kaum pekerja', dididik untuk manut. Hanya saja, saat ini pemerintah tidak memiliki kuasa yang cukup untuk memanutkan mereka.

Benar, aku memang sedang mengkritik pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun