Mohon tunggu...
Asikin Hidayat
Asikin Hidayat Mohon Tunggu... Kepala Sekolah di SMP 4 Satap Sumberjaya, Majalengka

Hanya suka, semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tradisi Beas Perelek di Majalengka, Jawa Barat

11 Mei 2017   00:47 Diperbarui: 11 Mei 2017   01:47 2829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nilai Ekonomi Béas pérélék

Bahwa béas pérélék memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ini tidak dipungkiri ketika kajian sampai kepada masalah kebutuhan masyarakat baik makro maupun mikro. Bahkan béas pérélék bisa kemudian menjadi salah satu penujang pembangunan. Dalam hubungan ini, terdapat korelasi antara aktvitas béas pérélék sebagai fenomena aktivitas ekonomi dengan pembangunan desa sebagai bagian dari dinamika kehidupan masyarakat itu sendiri. Bahwa agenda pembangunan tidak akan lepas dari kegiatan ekonomi. Salah satu tujuan utama pembangunan adalah menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan peningkatan daya beli masyarakat. Dan béas pérélék menjadi salah satu solusi bagaimana kemudian pemerintah desa mampu melaksanakan pembangunan walaupun dalam sakala minimal. Setidaknya béas pérélék telah memberikan konstribusi untuk kelancaran pembangunan desa.

Di sisi lain, aktivitas ekonomi pun menjadi terdongkrak dengan adanya béas pérélék. Di beberapa tempat, béas pérélék disalurkan untuk menambah modal bagi masyarakat yang ingin menjalankan usaha kecil, berdagang, dan sebagainya. Ini merupakan dinamika ekonomi masyarakat yang real, tanpa harus menempuh persyaratan berbelit-belit. Penyaluran itu bisa dalam bentuk bantuan cuma-Cuma, atau juga melalui jalur pinjaman yang pembayarannya dicicil atau dengan perjanjian jangka waktu tertentu. Hubungan transaksinya berlangsung secara kekeluargaan.

Nilai Moral Béas pérélék

Béas pérélék yang dikumpulkan secara sukarela oleh masyarakat memiliki nilai moral yang sangat tinggi. Melalui aktivitas ini, anggota masyarakat secara langsung melatih jiwa rela berkorban. Artinya mengorbankan harta sendiri demi kepentingan orang lain bahkan orang banyak. Ini merupakan kunci kebersamaan yang sangat mendasar sebagai sokoguru terciptanya ketentraman dan kesejahteraan. Jika peringkat kesejahteraan dan ketentraman sudah tercapai, maka faktor keamanan dan kenyamanan pun dapat dicapai.

Nilai moral béas pérélék nyata teraplikasi sebagai wujud gotong royong sebagai sifat asli bangsa Indonesia. Hal ini merupakan modal dasar guna mencapai cita-cita pembangunan yang hakikinya adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Dalam tataran terbatas (desa/RT), béas pérélék telah terbukti peranannya sebagai pewujud semua cita-cita itu.

Nilai Sosial Béas pérélék

Kegiatan béas pérélék adalah kegiatan sosial yang dilaksanakan untuk 2 tujuan utama, yakni menanamkan kepercayaan dan meningkatkan kegotongroyongan. Kepercayaan adalah modal dasar untuk meyakinkan bahwa orang lain adalah sosok yang dapat dipercaya dalam segala hal, termasuk dalam menyimpan dan mengelola béas pérélék. Percaya bahwa beras yang dikumpulkan kemudian adalah untuk dimanfaatkan dan untuk kepentingan bersama.

Kegotongroyongan adalah bentuk sosial lainnya yang tumbuh berkembang sebagai sifat asli bangsa yang seyogyanya dipertahankan. Gotong royong yang direalisasikan dalam bentuk-bentuk kegiatan khusus seperti beas perelek sesungguhnya juga adalah proses pendidikan karakter yang real diterima oleh generasi muda bangsa. Melalui kegiatan posistif ini, anak-anak belajar, mencontoh, meneladani, dan kemudian mempraktikkannya di masa yang akan datang. Proses ini berlangsung alami, tanpa melalui doktrin atau pemaksaan, dan proses alami ini juga akan berlangsung terus-menerus selama masyarakatnya berkemauan untuk mempertahankannya.

Kendala Aktivitas Béas pérélék

Beas perelek yang telah lama ada, berkontribusi dalam menjaga stabilitas ekonomo masyarakat pedesaan yang seringkali tak tersentuh oleh program pembangunan pemerintah, pada hari-hari belakangan ini menghadapi kendala yang cukup signifikan. Fenomena kehidupan sosial masyarakat yang mengalami perubahan pada saat ini menjadi kendala bagi perkembangan kegiatan béas pérélék sebagai bentuk kegotongroyongan masyarakat. Fakta menunjukkan, era modernisasi yang serba sibuk dan semua aktivitas dipacu oleh waktu dengan istilah time is money, menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai sosial yang selama ini terjalin dengan baik. Modernisasi yang juga menyentuh masyarakat desa, mau tidak mau mengakibatkan terjadinya perubahan dinamika kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun