Mohon tunggu...
Asih Dewi Hastuti
Asih Dewi Hastuti Mohon Tunggu... Mahasiswi UIN RM Said Surakarta

Berawal dari hobi main game, sekarang suka nulis buat berbagi insight dan serunya dunia Esports.

Selanjutnya

Tutup

Games

Apakah Esports Bisa Jadi Peluang Karier Serius di Indonesia?

10 Oktober 2025   13:26 Diperbarui: 10 Oktober 2025   13:26 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret pro player Esports (instagram.com/mpl.id.official)

Saya masih ingat dulu ketika teman saya sering dimarahi karena terlalu sering main game. Katanya, "Main game terus, nanti masa depannya mau jadi apa?" Waktu itu, bermain game dianggap buang-buang waktu, bahkan seolah tidak punya masa depan. Tapi siapa sangka, sekarang justru banyak orang yang hidup dari game --- bahkan jadi terkenal karenanya.

Perkembangan dunia esports di Indonesia benar-benar luar biasa. Turnamen seperti Mobile Legends Professional League (MPL), PUBG Mobile Pro League (PMPL), dan Valorant Champions Tour (VCT) kini disaksikan jutaan penonton. Para pemainnya dipanggil "pro player," punya fans, sponsor, bahkan kontrak eksklusif seperti artis. Dunia game yang dulu hanya dianggap hobi, kini telah menjadi bagian dari industri bernilai miliaran rupiah.

 

Dunia Esports Itu Luas, Nggak Cuma Soal Jadi Pemain

Ketika mendengar kata esports, banyak orang langsung membayangkan menjadi pemain profesional. Padahal, karier di dunia ini jauh lebih luas dari sekadar menjadi pro player.

Ada pelatih dan analis yang bekerja di balik layar untuk menyiapkan strategi. Ada caster yang menjadi komentator turnamen, host yang memandu acara, hingga tim kreatif yang mengurus media sosial, konten, dan kerja sama brand. Semua peran ini berkontribusi besar terhadap kesuksesan sebuah tim.

Pendapatannya juga tidak main-main. Pemain profesional di tim besar bisa bergaji Rp20--100 juta per bulan, belum termasuk hadiah turnamen dan sponsor pribadi. Sementara caster dan host di acara besar bisa mendapat bayaran setara MC profesional di televisi. Tak sedikit pula pemain yang beralih menjadi streamer atau content creator, dan tetap menghasilkan puluhan juta rupiah per bulan dari iklan dan donasi penonton.

Ada Uang Besar di Balik Dunia Esports

Dunia esports kini sudah menjadi salah satu cabang ekonomi kreatif paling berkembang di Indonesia. Tim-tim besar seperti RRQ, EVOS, ONIC, dan BOOM Esports memiliki sponsor dari berbagai merek ternama --- mulai dari perusahaan teknologi, minuman energi, hingga operator seluler. Nilai kerja samanya bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah per musim.

Selain itu, masih ada sumber pendapatan lain seperti hadiah turnamen, brand deal, merchandise, dan hasil streaming platform. Di balik layar, tim manajemen bekerja layaknya perusahaan profesional, lengkap dengan divisi keuangan, pemasaran, dan produksi konten. Jadi, meski terlihat santai, dunia esports sebenarnya berjalan dengan sistem bisnis yang sangat serius.

Di Balik Gemerlapnya, Ada Tantangan Berat

Meski terlihat glamor, perjalanan di dunia esports tidak mudah. Persaingan sangat ketat, dan hanya sedikit yang bisa benar-benar menembus level profesional. Masa aktif seorang pro player juga relatif singkat, rata-rata hanya 3--5 tahun, tergantung performa dan kondisi mental.

Banyak pemain muda harus berlatih berjam-jam setiap hari, sambil menghadapi tekanan tinggi dari publik dan tim. Di sisi lain, stigma sosial juga masih ada. Tidak sedikit orang tua yang masih ragu saat anaknya ingin berkarier di dunia game. Padahal, di era digital seperti sekarang, esports sudah diakui secara resmi sebagai bagian dari industri olahraga dan ekonomi kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun