Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Cincin Saturnus, Objek Paling Memukau di Tata Surya

7 September 2018   04:44 Diperbarui: 7 September 2018   04:54 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misteri bertambah ketika tim ilmuwan Cassini mulai menganalisis data mereka setelah satelit tersebut hancur.

Selama aksi finalnya mengeksplorasi Saturnus, Cassini melakukan serangkaian orbit terobosan. Saat mengarungi ruang antara Saturnus dan cincin-cincinnya, satelit tersebut secara hati-hati mengukur tarikan gravitasi dari planet maupun cincin, yang digunakan untuk menentukan massa cincin.

Data menyarankan, sekali lagi, bahwa cincin tersebut agak standar - ia mengandung sekitar 40 persen dari massa Mimas. Namun, ada kejutan: ketika Cassini berusaha mengintip ke interior Saturnus, ia menemukan anomali gravitasi yang aneh, yang membuat tim ilmuwan kesulitan untuk menegaskan massa cincin tersebut.

"Ada yang sangat ganjil tentang interior Saturnus, yang tampaknya tak bisa dipahami siapa pun," tutur Cuzzi.

Selama 13 tahun di dalam sistem Saturnus, Cassini menemukan bahwa ada lebih banyak partikel debu yang bertubrukan dengan sistem Saturnus dari yang diperkirakan ilmuwan selama 30 tahun lalu.

Satelit tersebut juga berhasil memastikan bahwa sebagian besar butiran debu itu berasal dari benda es yang gelap yang berada di luar orbit Neptunus. Ini membuat kondisi lebih mustahil bagi cincin tersebut untuk tetap terang; semakin tua usia cincin, semakin gelap pula ia semestinya.

Jadi, dengan mengukur seberapa banyak partikel debu gelap yang ditangkap Cassini, ilmuwan bisa menentukan seberapa tua usia cincin Saturnus. Hasilnya? Kalkulasi tim peneliti memperkirakan bahwa cincin tersebut terbentuk antara 100 dan 200 juta tahun lalu.

Jika Saturnus memang baru-baru ini saja memakai cincin, sulit untuk menjelaskan bagaimana itu terjadi, mengingat kurangnya komet atau asteroid raksasa yang bisa bertubrukan dengan Saturnus.

Di sinilah Matija Cuk dari timnya beraksi. Bagaimana, mereka bertanya, jika yang terjadi adalah bukan Saturnus mengikis benda asing, melainkan bahwa planet tersebut melahap salah satu bulannya sendiri?

Menurut model Cuk tersebut, Saturnus dan koleksi bulan-bulan esnya berderap mengelilingi matahari selama miliaran tahun, hingga suatu hari, sekitar 100 juta tahun lalu, gravitasi matahari mendorong sebagian dari bulan-bulan es terdalam tersebut.

Gravitasi bekerja bahkan melampaui jutaan mil yang memisahkan Saturnus dan bintangnya, dan model Cuk menunjukkan bahwa ada bagian paling efektif dalam orbit planet di mana bulan-bulan es kecil tersebut dapat diusik oleh matahari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun