Mohon tunggu...
Asiah Ahmad
Asiah Ahmad Mohon Tunggu... Novelis

Seseorang yang selalu menanti pagi dengan doa dan harapan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kita yang Abadi

30 April 2025   19:10 Diperbarui: 30 April 2025   19:10 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah khatam kulakukan, Dimas. Ribuan hari telah kulakukan semua permintaanmu. Kini aku hanya ingin engkau kembali.

Sementara itu, sang lelaki tidak pernah ada kabar beritanya. Entah bersembunyi atau sudah berpindah alam, tiada yang tahu keberadaannya. Sang lelaki tidak juga mengerti jalan pulang. Ia hanya berjalan mengikuti arah mata angin. Bagi Dimas, perpisahan dengan perempuannya amat menyakitkan.

Perpisahan yang sengaja dibuat oleh ibu kandungnya sendiri. Seorang ibu yang tidak ingin anaknya menikah dengan perempuan lain. Seorang ibu yang menyalahgunakan kasih sayang yang terlalu berlebihan. Ia tidak menginginkan anak lelaki satu-satunya menikah dan jatuh cinta pada seorang perempuan selain dirinya.

Kini, Dimas terpasung di sebuah rumah sakit jiwa. Hatinya lelah menanggung kerinduan yang teramat kepada Indira. Perempuan yang sangat dicintainya.

Bogor, 30 April 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun