Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kebiasaan dan Keterampilan Membaca ala Mark Manson

11 Agustus 2020   13:00 Diperbarui: 11 Agustus 2020   20:28 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang menyebut penyatuan Jerman dan mendadak buku yang anda baca tentang Bismarck empat tahun lalu datang lagi saat anda sedang diskusi tentang hal yang anda pikir anda lupa.

Masalahnya adalah kebanyakan dari kita belajar membaca untuk sekolah. Dan sekolah mengkondisikan kita untuk berasumsi bahwa kita harus mengingat semua yang kit abaca alias menghafal. Seharusnya tidak. Memori manusia tidak bekerja seperti itu. Kita melakukan itu hanya untuk mencapai nilai yang tinggi dalam tes.

Tapi ini bukan kehidupan sebenarnya. Anda tidak akan selalu ditanyai di setiap materi. Dan jika anda lupa sesuatu, anda selalu bisa menuju rak buku, dan baca buku lagi. Tidak ada orang yang bisa menghukummu karena lupa.

Jadi, anda sebenarnya tidak tidak perlu mengingat semua informasi dari setiap buku, anda secara sederhana hanya perlu mengingat apa informasi di tiap buku. Semua hal yang saya tulis di blog, saya tidak ingat, saya hanya ingat saat melihatnya. Lalu saya ambil buku, buka bab tertentu, segarkan ingatan, dan tulis lagi. Tara! Saya "ingat".

Anda tidak harus membaca semuanya atau membaca berurutan

Sejak kita paham bahwa cara membaca secara optimal dan berguna. Tidak menjejalkan sampah dalam otak kita sebisa mungkin, lalu kita tidak harus menyelesaikan setiap buku yang mulai kita baca juga.

Faktanya, saya mencari buku baru dengan sikap buku-buku itu harus menarik perhatian saya, antara kualitas tulisan atau kualitas informasi. Saya punya aturan pribadi, jika saya dapat 10% isi buku dan belum menikmatinya, maka saya cari buku lain. Hidup terlalu singkat dan terlalu banyak buku di dunia.

Atau kadang-kadang, saya melakukan pemindaian pada daftar isi dan melihat jika ada bab selanjutnya yang menjanjikan. Jika ada, saya lompat ke bab itu. Banyak buku yang telah saya baca, hanya pada bab 1,5,6, 11 dan 12. Sisa babnya tidak menarik. Jadi saya lewatkan semua. Dan itu tidak apa-apa. Ingat! Tidak ada quiz!

Demikian pula, jika anda tidak tertarik pada bab yang anda lihat dan anda sebenarnya sudah paham, lewati saja. Mungkin kita pernah membaca teori tentang ekonomi dasar misalnya. 

Dan teori itu muncul di setiap buku apapun tentang ekonomi. Ya lewati saja. Kita pasti sudah paham kan? Satu contoh saja. Jadi cara kita membaca, begitu ada informasi pada satu bab dan kita sudah pernah baca berkali-kali, maka lewati saja. 

Lalu pindah ke halaman berikutnya. Bisa saja kita baca halaman 1 -- 25, kemudian lompat ke halaman 55. Karena halaman diantaranya kita sudah paham. Terus begitu sampai selesai. Jika ada yang terlewat, kita kembali lagi ke halaman yang penting tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun