Mohon tunggu...
ASHLIHATUL HIDAYATI
ASHLIHATUL HIDAYATI Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Jika lisan tidak mampu berkata-kata, biarlah pena yang berbicara.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Merajut Asa yang Sirna

26 Februari 2024   06:45 Diperbarui: 26 Februari 2024   06:49 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap manusia tentu memiliki asa. Bermacam harap dan tujuan disusunnya sejak lama. Segala upaya dilakukan tanpa mengenal lelah. Namun, apalah daya kita yang hanya manusia. Semesta tidak selalu berada di pihak kita. Kerap kali keadaan tidak berjalan sebagaimana yang kita pikirkan.

Ketika keadaan tidak sesuai harapan, pasti muncul perasaan sedih, kecewa, bahkan amarah. Dalam hal kecil, perasaan tersebut akan lebih mudah hilang. Akan mudah untuk merelakan dan melupakan hal yang tidak sesuai keinginan. 

Kita juga lebih mudah untuk mencari alternatif lain. Misalnya, ketika kita memiliki keinginan untuk me time dengan jalan-jalan seharian, tetapi ternyata cuaca tidak mendukung. Meskipun ada perasaan kecewa dan kesal, tapi kita masih bisa me time dengan cara lain, seperti berdiam diri di kamar sambil membaca buku, menonton film dan lain sebagainya.

Akan tetapi, jika yang terjadi adalah ketidak sesuaian keadaan dengan mimpi yang besar, dengan hal-hal yang sangat diharapkan dan sudah diusahakan dalam waktu yang cukup lama, perasaan sedih, kecewa dan marah itu juga akan lebih lama untuk dihilangkan. 

Terlebih jika kegagalan itu terjadi berulang kali. Penyesalan, pertanyaan kenapa begini, kenapa begitu, akan terus muncul dalam pikiran. Hal itu tentunya akan berpengaruh pada kegiatan sehari-hari. Mulai dari kehilangan semangat, merasa gagal, bahkan kadang bingung selanjutnya harus bagaimana.

Karena untuk sesuatu yang besar kita pasti memikirkan dengan sangat matang, merencakan dari A sampai Z, ketika harus berhenti di tengah jalan, biasanya akan mendatangkan kebingungan. 

Mau maju terhalang keadaan, mau mundur juga sudah pasti tidak bisa. Akhirnya stuck, down, bahkan merasa hidup ini sangat sulit untuk dijalani. Karena merasa semua yang direncanakan gagal.

Ketika berada di titik terendah, apa sih yang bisa kita lakukan untuk kembali bangkit? Apakah harus memaksakan diri untuk terus berjalan sesuai rencana sebelumnya? Apakah harus segera mencari cara lain? Atau harus bagaimana?

Setiap orang pasti memiliki cara masing-masing untuk bangkit setelah sakit. Coba diingat, langkah apa yang biasa kalian ambil untuk keluar dari keterpurukan?

Kalau diambil garis besarnya, siklus bangkit dari kegagalan biasanya tidak jauh beda, meskipun ada cara dan waktunya masing-masing. Kurang lebih ya, pasti berdiam diri terlebih dahulu. Diam, memikirkan ini dan itu. Kemudian mencoba menenangkan diri. Berusaha menerima keadaan. Menumbuhkan lagi alasan untuk bangkit. Merangkai lagi satu per satu apa yang akan dilakukan setelah ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun