Terdiam menatap sang cakrawala langit malam yang gemerlap.
Cahaya bintang menampakan cemerlang kerlap kerlipnya mengiring rona anggun sinar sang bulan.
Secawan cangkir besar kopi tak terasa ternyata telah menyisakan ampasnya.
Menyentak kerongkongan menyadarkan tatapan dari cakrawala langit malam.
Namun tetap ku terdiam menatap sang cakrawala langit malam.
Kecamuk pikir berlarian kesana dan kemari.
Berpadu menggelayut gundah hati.
Menyatu dalam relung gulana jiwa.
Dan aku masih tak ingin beranjak pergi.
Aku masih ingin melambungkan sorot mata ini ke seisi sang cakrawala langit malam.
Memburaikan dentang genta muram durja yang mendera.
Terus membarakan diri dari meredup sepi.
Dan aku akan tetap berpijar.
Sigit.