Dengan tujuan yang sangat kita fokuskan pada kesejahterahan rakyat untuk bisa bertahan hidup di kala pariwisata yuang sangat berdampak saat pandemic sekarang ini, dimana banyak para pegawai pariwisata yang di istirahatkan dari pekerjaannya akibat pandemic yang ada saat seakarang ini bahkan tidak untuk pegawai saja tapi juga berdampak kepada masyrakat yang biasa berjualan di sekitar area pariwisata tersebut.
Oleh karena itu saya mengangkat berita ini sebagai pembahasan artikel saya yang bersangkutan dengan sector ekonomi dan pariwisata apalagi Kota Sawahlunto juga sudah mendaptkan penghargaan UNESCO yang mana masyarakat sangan bergantung pada pariwisata di kota Sawahlunto
Pandemi COVID-19 yang telah mengakibatkan krisis di berbagai belahan dunia membawa tantangan bagi negara-negara yang telah berkomitmen untuk menjalankan pembangunan berkelanjutan yang sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Dengan komitmen untuk negara-negara mencapai target-target pembangunan (sesuai SDGs) pada tahun 2030 Â juga menjadi tantangan dengan adanya COVID-19," kata Agus dalam acara diskusi yang digelar oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI itu.
Tantangan yang dihadapi akibat pandemi global tersebut, menurut dia, mencakup ketiga pilar SDGs, yakni pilar ekonomi, sosial, dan pariwisata juga sangat berdampak
Dari sisi ekonomi, pandemi berdampak negatif pada stabilitas penawaran dan permintaan, pertumbuhan ekonomi , pariwisata serta penghidupan masyarakat. Pada pilar sosial, pandemi meningkatkan risiko bagi wanita, anak-anak, lansia, dan pekerja informal.
Sedangkan untuk pilar lingkungan, pandemi COVID-19 justru membawa dampak positif yakni berkurangnya emisi akibat kegiatan ekonomi yang menurun. Namun, Agus mengatakan dampak positif tersebut hanya bersifat sementara.
Pasalnya, saat ini permintaan listrik dari masyarakat tengah menurun, karena banyaknya tempat-tempat publik seperti hotel dan pusat perbelanjaan yang tutup dan tidak menggunakan listrik seperti biasanya.
Mungkin bagi para masyarakat yang tindak bergangung pada pariwisata mungkin tidak terlalu menjadi masalah bagi mereka tetapi bagi para pedagang kaki lima dan pegawai dimana tempat pariwisata tersebut sangat sangat lah berdampak.
Jadi kita harus menemukan solusi untuk para pedagang kita yang terdampak di saat pandemic pariwisata menjadi sepi, ini bukan masalah yang kecil yang kita hadapi ini adalah masalah yang besar untuk kita selesaikan maka dari itu mari kita berpikir melalui ide ide kita.