Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cawapres Pak Jokowi Hanya untuk Tokoh PPP?

25 April 2018   16:49 Diperbarui: 25 April 2018   16:53 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Presiden Jokowi yang tenang

Sejak awal pemerintahannya, Presiden Jokowi-JeKa sudah mulai terlihat dicoba dibuat untuk dihambat dalam bekerja.

Untung beliau punya pengalaman lumayan banyak mengatasi semua hambatan birokrasi ketika masih bersetatus sebagai pengusaha furniture biasa.

Presiden tampak tenang-tenang saja ketika yang di Senayan terus sibuk dan menghebohkan diri untuk memulai masa kerjanya.

Naluri alamiah dan tidak ada lawan yang harus dikalahkan


Naluri alamiah Presiden Jokowi agaknya sudah menangkap sinyal bahwa kaem'pe mau pun ka'iha yang membelah depe'er pasti cuma ada dalam sekejap mata.

Yang bakalan selalu bikin rame dan bikin gara-gara, tidak banyak. Paling-paling hanya terbatas anggota dewan "faksi" Fadli Zon plus Fahri Hamzah saja. Tetapi biar hanya dua orang cukup bisa meramaikan medsos di seluruh dunia.

Sedang terhadap Partai Demokrat pasti dianggap tidak akan menyulitkan.

Pak Jokowi tidak pendendam.

Pak Jokowi tampak tidak punya dendam. Meskipun punya pengalaman hati kecewa, ketika Presiden SBY sempat bergeming menolak permintaannya untuk menaikkan harga bebe'em demi menyelamatkan apebe'en yang sudah dibuatnya menjelang masa baktinya berakhir. Dan harus diterima dan dilaksanakan oleh pemerintahan Presiden Jokowi yang pasti menggantikannya.

Bahwa tradisi ada parpol bersikap memusuhi pemerintah atau pakai istilah politis disebut dengan beroposisi dianggap sudah lazim di negeri ini.  Dan presiden Jokowi sama sekali tidak menganggap kaum oposisi adalah lawan yang harus dikalahkan. Melainkan lawan yang harus dihormati peranannya.

Tiga tahun memerintah masih seperti mimpi

Baru tiga tahun pemerintahannya berjalan ternyata sudah membuahkan hasil kerja yang sangat nyata bermanfaat untuk masa depan negeri ini. Seluruh rakyat di negeri ini dibuat merasa ikut memiliki NKRI.

Hiruk pikuk Habib Rizieq dan kawan-kawannya menggeser Ahok dari posisinya tidak sedikitpun mampu menggoyahkan Presiden Jokowi.

Rasanya kepemimpinan Jokowi-JeKa masih seperti dalam mimpi jika seandainya di medsos tidak diramaikan #2019 GantiPRESIDEN.

Maksudnya baru tiga tahun kerja dan kerja keras tanpa terasa sudah sampai lagi pada  tahun politik yang terpaksa harus dihadapi. Ibarat orang tidur yang belum sempat pulas dalam tidurnya.

Sudah tiba pula saatnya. Bangsa Indonesia harus mengadakan hajat besar berkala  yang lazim disebut pesta demokrasi untuk memilih para wakil dan para pemimpin rakyat pada segala jenjang pemerintahan dari pusat sampai daerah.

Sudah pasti termasuk pergantian Presiden dan Wakil Presiden.

Presiden harus ganti

Menurut aturan---undang-undang, Presiden Jokowi-JeKa memang mutlak harus diganti. Itulah yang membuat negara benar-benar dalam tahun politik.

Di tahun politik ini. Tiada hentinya rakyat seperti terus diajak membicarakan siapa dan siapa yang layak menggantikan Jokowi-JeKa. Di lain pihak juga tidak henti-hentinya bersuara bahwa Presiden Jokowi mutlak harus berlanjut.

Berbagai skenario memasangkan tokoh-tokoh negeri sudah marak disajikan kepada rakyat oleh mereka yang sangat ahli membuat berbagai kemungkinan. Meskipun sesungguhnya tidak diperlukan rakyat, tetapi memang dibutuhkan oleh mereka yang punya kepentingan bermain-main politik.

Presiden Jokowi-JeKa sudah memberi bukti dengan hasil kerja yang luar biasa hebat dalam waktu tiga tahun, dibandingkan dengan mereka yang sudah pernah puluhan tahun bertahta di negeri ini.  

Tetapi sejak awal ada yang berniat dan bernafsu ingin menjatuhkan presiden Jokowi sebelum waktunya, ternyata tetap tidak pernah bisa hilang.

Asing berkepentingan dengan umat muslim

Agaknya ada kepentingan asing selalu menjadi alasan kuat kenapa presiden Jokowi harus disingkirkan.

Mungkinkah ada kepentingan asing yang sangat berkepentingan "menggalang" kekuatan umat muslim untuk menjatuhkan Presiden Jokowi? Alih-alih hanya untuk mendukung Habib Rizieq Sihab balik ke Jakarta menjelang pilpres 2019?

Skenario Capres-Cawapres 2019-'24

Berbagai skenario pasangan Capres-Cawapres sedang dibuat  dan dicoba untuk dianalisis kesaktiannya untuk melawan Petahana-Pasangannya. Parameter apa saja yang dipakai menganalisis agaknya tidak bisa jauh dari SARA.

Kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya seakan-akan bisa dikesampingkan. Karena dianggap masih bisa dibeli dengan sedikit uang dan sembako ditambah janji-janji yang menggiurkan.

Sukses luar biasa pemerintah di zaman "Now" dianggap wajar. Hadirnya seorang kepala negara di tengah-tengah rakyat dipandang hanya sebagai pencitraan belaka.

Melawan Presiden Jokowi harus membuat poros

Sangat disadari oleh para pemain politik. Bahwa menghadapi Petahana tidak bisa sendirian. Terlebih dengan keberadaan yang disebut "presidential threshold."

Maka untuk bisa melawan Presiden Jokowi dengan agak seimbang  diperlukan ada satu sampai tiga poros perlawanan.

Menurut hemat penulis berapa pun poros yang dibuat, Pak Jokowi pasti akan mendapat suara paling tidak enampuluh persen.

Angka enampuluh persen suara itulah yang membuat posisi Wapres yang mendampingi Pak Jokowi sangat dilirik banyak pihak yang sangat berkepentingan memperhatikan putra-putra terbaik di negara ini.

Angka enampuluh persen bisa memastikan hasil Pilpres tidak perlu diuji di emka.

Dunia berkepentingan dengan Pilpres 2019

Dunia akan melihat sangat wajar dan bisa mengerti jika 2019 tampil Jokowi-Hartarto, karena sukses Jokowi bersama JeKa dari Golkar.

Dunia akan melihat sangat wajar dan bisa mengerti jika 2019 akan tampil Jokowi-AHY, karena hubungan baik dan saling pengertian sudah dibangun SBY, Pak Jokowi dan Gibran.

Dunia juga akan sangat maklum jika Gatot Nurmantyo, mantan panglima yang menjadi wapres. Karena sukses membantu POLRI menjaga aksi demo 411-212 2016.

Dunia juga akan sangat maklum jika Tuanku Guru Bajang yang menjadi Wapres. Karena sukses menjadikan NTT sebagai salah satu wilayah indah sejahtera yang mempesona di dunia.

Dunia juga akan sangat maklum dan bisa memahami jika Prabowo mau jadi wapres mendampingi Presiden Jokowi. Karena tak akan sempat lagi bisa jadi orang nomor satu di Indonesia.

Dan dunia pasti juga akan sangat maklum dan memahami jika Sri Mulyani atau Susi Pujiastuti yang jadi Wapres mendampingi Presiden Jokowi. Karena keduanya adalah menteri-menteri kelas dunia.

Sementara itu dunia juga akan sangat maklum jika Yusril Ihza Mahendra dan Rizal Ramli akan tetap ambil posisi berseberangan dengan Presiden Jokowi. Sesuatu yang masih akan lazim di NKRI. Paling tidak sampai 2030.

Mungkin hanya orang awam jenis penulis sendiri yang pasti akan gagal memahami keduanya. Sejak lama penulis berpandangan.  Bahwa semua pihak yang berseberangan pada masa kampanye pemilu adalah para pemenang sesudah penghitungan coblosan suara disahkan kape'u.

Cawapres Presiden Jokowi dari "P3"

Namun penulis sangat yakin bahwa Presiden Jokowi hanya akan memilih Wapresnya dari pepepe.

Apakah berarti dari P3, atau PPP? Bisa saja karena Megawati pernah punya pengalaman manis sebagai presiden yang berpasangan dengan Hanzah Haz.

Jokowi berpasangan dengan Puan Maharani pun dunia akan sangat maklum dan bisa mengerti. Karena yang bersangkutan adalah trah Bung Karno.

Ahok sebagai Cawapres

Tetapi bagaimana bila Presiden Jokowi berpasangan dengan Ahok? Pasti sungguh akan sangat bisa mengguncang dunia sampai akhirat. 

Mungkinkah masih akan bisa terjadi peristiwa serupa demo 411 dan 212 2016? Segala yang terburuk  sangat mungkin bisa terjadi di Indonesia. Tetapi pasti tidak akan terjadi yang sangat buruk bila umat Islam Indonesia lahir dan batin bersedia menyelamatkan bangsa dan negaranya. 

Bila Presiden Jokowi berpasangan dengan Ahok, dunia bisa lebih terperanjat hebat dibandingkan dengan saat menyaksikan demo untuk memenjarakan Ahok  sejak 411 2016.

Barangkali Ahok bisa diumpamakan seperti tokoh Semar, Bima atau Yuditira dalam cerita wayang, yang bisa mengguncang Jonggring Seloka---Khayangan Suwargaloka, istana para dewa dan bidadari bercengkrama untuk mengilhami, perbuatan jalmo---manusia, yang buruk atau pun yang baik.

Cawapres Presiden Jokowi tetap "P3"

Sekali lagi penulis sangat yakin bahwa Presiden Jokowi hanya akan memilih Wapresnya dari pepepe.  Tetapi tidak berarti harus tokoh dari P3 atau PPP.

Presiden Jokowi pasti akan didampingi Wapres "Pilihan Presiden Pribadi." Atau Wapres "Pilihan Pribadi Presiden." Atau pun Wapres "Pribadi Pilihan Presiden."

Di tahun politik ini. Barangkali akan tersebar puluhan juta lembar kaos dengan bermacam-macam illustrasi grafis, diantaranya #2019PresidenJokowiBerlanjut; # 2019JokowiPresiden; # 2019PresidenJokowiAbadi.

Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera kepada yang telah membaca tulisan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun