Jangan lupa bahwa selama orba, pemerintah dan juga negara saja sangat takut kepada Pak Harto.
Buktinya? Jangankan parpol. Maaf, para jenderal dan seluruh pejabat negara pun takut terhadap Pak Harto.
Negara-negara tetangga, termasuk AS pun tidak mau bikin Pak Harto marah. Karena boleh dibilang semua punya kepentingan ekonomi dengan Indonesia.
Dan semua negara tahu bahwa Pak Harto ahli membasmi komunis di Indonesia.
Pak Harto dan "kesaktian" supersemar
Di zaman orba. Pak Harto menguasai kekuasaan negara bisa jadi berkat "kesaktian" supersemar yang diberikan oleh Bung Karno; Â bukan karena membangun Monumen Kesatian Pancasila dan karena membuat buku Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
MPRS bubar. Maka selesailah MPRS membawa legalitas pembubaran PKI dan menghilangkannya secara abadi. Sehingga secara alami surat ketetapan MPRS No.25 tahun 1966 sudah berlaku abadi yang tidak mungkin bisa dicabut oleh lembaga manapun yang bukan MPRS.
Dalam hal ini yang mungkin perlu direnungkan, siapa sebenarnya yang "sakti?" Supersemar? Yang lahirkan supersemar? Atau yang terima supersemar? Supersemar pun tidak bisa dicabut. Kecuali diserahkan kembali oleh yang menerima kepada yang menurunkan surat sakti itu.
Semua terjadi dengan ulah manusia yang nyata-nyata tak bisa dihindari untuk tidak terjadi. Dan "penyimpangan" pelaksanaan supersemar pun tidak bisa dicegah siapa pun.
Pada zamannya, Pak Harto mungkin saja bisa menyerahkan supersemar kepada MPR RI. Tetapi bisa saja MPR RI menolaknya karena dianggap tidak ada gunanya. Supersemar pemberian Bung Karno sudah menjadi jimat pribadi Pak Harto.
Dengan supersemar ternyata Pak Harto boleh dibilang jadi presiden yang paling hebat di seluruh dunia.