Mohon tunggu...
sashavalia
sashavalia Mohon Tunggu... MAHASISWA

hobi, berolahragaa

Selanjutnya

Tutup

Seni

Lintasan Sejarah Retorika dari Masa ke Masa

1 Oktober 2025   09:19 Diperbarui: 1 Oktober 2025   09:19 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada masa Republik, retorika digunakan terutama untuk persuasi politik di forum publik dan argumentasi hukum di pengadilan. Pada masa Kekaisaran, peran retorika mulai bergeser. Kebebasan berpendapat berkurang, sehingga retorika lebih fokus pada pendidikan dan hiburan. Sekolah-sekolah retorika pun menjamur, dan retorika menjadi bagian inti dari kurikulum pendidikan tinggi. Meskipun demikian, tradisi retorika Romawi terus memengaruhi perkembangan pidato dan tulisan di Eropa selama berabad-abad.

Retorika Zaman Modern 

Retorika, seni persuasi dan komunikasi efektif yang bermula dari zaman Yunani Kuno, tidak pernah benar-benar padam. Setelah melalui masa-masa pasang surut pada Abad Pertengahan dan Renaissance, retorika memasuki babak baru yang dinamis pada Zaman Modern (sekitar abad ke-18 hingga sekarang). Jika pada era klasik retorika identik dengan pidato di pengadilan dan majelis, pada zaman modern, cakupannya meluas secara dramatis, merespons perubahan sosial, politik, dan teknologi yang begitu cepat.

Retorika, yang secara tradisional dipahami sebagai seni berpidato yang efektif dan persuasif (berakar kuat pada tradisi klasik Yunani dan Romawi), mengalami transformasi signifikan di Zaman Modern (mulai sekitar abad ke-17 hingga saat ini). Pergeseran fokus ini mengubah retorika dari sekadar seperangkat aturan untuk penciptaan wacana menjadi bidang studi yang lebih luas, berfokus pada bahasa sebagai sarana simbolis untuk komunikasi, persuasi, dan kerja sama sosial.

Awal Retorika Modern (Abad ke-17 hingga ke-19)

Periode ini ditandai dengan munculnya beberapa aliran pemikiran yang berusaha memperbarui dan menyesuaikan retorika dengan tuntutan masyarakat yang berubah, khususnya dipengaruhi oleh perkembangan dalam filsafat dan psikologi. Tiga tren utama muncul:

*Retorika Epistemologis: Aliran ini mengeksplorasi retorika melalui lensa pemahaman psikologis tentang bagaimana pikiran manusia beroperasi dan bagaimana pengetahuan dibentuk. Para sarjana seperti George Campbell (melalui karyanya The Philosophy of Rhetoric) dan Richard Whately meletakkan dasar bagi analisis audiens dalam retorika kontemporer, berfokus pada motivasi dan respons psikologis pendengar.

*Gerakan Belles Lettres: Dipelopori oleh tokoh seperti Hugh Blair, gerakan ini menekankan retorika sebagai seni yang berkaitan dengan selera, kritik sastra, dan keindahan gaya penulisan dan berbicara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas sastra dan wacana umum, menganggap retorika sebagai bagian integral dari pendidikan humaniora yang lebih luas.

*Gerakan Elokusionis: Aliran ini, yang mencapai puncaknya pada abad ke-18 dan ke-19, berfokus hampir secara eksklusif pada penyampaian (delivery) pidato---yaitu, gerak tubuh, nada suara, dan ekspresi fisik. Meskipun sering dikritik karena terlalu mekanis dan artifisial, gerakan ini menyoroti pentingnya aspek non-verbal dalam komunikasi publik. Pada masa ini, retorika mulai menghadapi persaingan dengan disiplin ilmu baru seperti sastra dan ilmu pengetahuan, yang menyebabkan penurunan dominasi retorika dalam kurikulum pendidikan.

*Kebangkitan Kembali Retorika Abad ke-20 dan Kontemporer 

Kebangkitan kembali minat terhadap retorika pada abad ke-20 menghasilkan definisi dan ruang lingkup yang jauh lebih luas, sering disebut sebagai "Retorika Baru" (New Rhetoric). Perubahan ini didorong oleh pengaruh pergerakan akademis luar seperti linguistik, semiotika, kritik sastra, dan teori kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun