Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kereta Cepat, AI, dan Paradoks Ekonomi

16 September 2023   22:20 Diperbarui: 17 September 2023   08:03 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika tidak, di mana kapasitas ekonomi terbatas, stagnan, atau terus menurun, maka ketika perusahaan masuk ke "pasar lautan biru" pun, perusahaan harus bisa mengalihkan kapasitas pasar yang ada yang dimiliki oleh "pasar lautan merah" kepada produknya. Sehingga dengan itu konsumen rela mengalihkan uangnya dari produk pada "pasar lautan merah" kepada produk perusahaan yang berada di "pasar lautan biru".

Jika demikian definisi "lautan biru" akan samar juga dengan "lautan merah" dalam perekonomian yang stagnan atau cenderung menurun kapasitasnya tersebut. "Biru" dan "merah" dalam konteks ini hanya dibatasi oleh banyak sedikitnya pemain di pasar, yang kehilangan maknanya jika uang yang diperebutkan terbatas dan tertentu.

Mengubah trend dan preferensi pasar, serta bahkan meningkatkan kapasitas ekonomi dari pasar tidak bisa dilakukan perusahaan sendirian dan secara mandiri. Kedua hal, yaitu preferensi pasar dan kapasitas pasar, tersebut ini adalah upaya masif dan gotong royong dari semua anasir dalam perekonomian.

Paradoks AI

Kehadiran AI akan banyak membantu industri dalam hal otomatisasi yang mengarah kepada efisien dan produktivitas usaha yang lebih tinggi. AI juga dapat membantu perusahaan untuk menemukan pasar yang paling menguntungkan dan bagaimana melakukan pendekatan kepada pasar tersebut.

Pada saat yang sama penerapan AI dalam industri harus mampu meningkatkan kapasitas perekonomian agar pasar dapat menyerap dengan baik produk yang dihasilkan. Daya beli konsumen harus meningkat, atau minimal dipertahankan dalam level yang tinggi. Untuk itu masyarakat harus disejahterakan. Lapangan kerja yang hilang akibat penerapan AI harus digantikan dengan hadirnya lapangan kerja baru akibat penerapan AI tersebut.


Jika mekanisme itu tidak terjadi, maka produk yang dihasilkan dari penerapan AI tidak akan mampu diserap pasar dengan baik.

Implikasi

Pada perekonomian yang stagnan dan ditambah dengan tingkat pengangguran yang tinggi, penerapan AI, yang cenderung menghapuskan sejumlah lapangan kerja, hanya akan menjadi bumerang yang akan memukul balik perusahaan. Ini akibat dari produk yang dihasilkan tidak terserap dengan baik oleh pasar. Kapasitas pasar yang baik ditandai dengan daya beli konsumen yang tinggi dan tingkat penyerapan tenaga kerja yang juga tinggi.

Para industrialis dan pelaku bisnis jangan gampang tergoda dengan tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi hasil penerapan AI pada perusahaan, jika pasar dalam kondisi stagnan dengan tingkat partisipasi kerja yang rendah.

Pandangan harus diarahkan dari dalam ke luar secara bolak-balik yaitu dari sisi efesiensi dan produktivitas internal yang dapat dicapai kepada kondisi persaingan di dalam industri, serta kapasitas pasar dan tingkat partisipasi kerja dalam perekonomian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun