Aku selalu jaga untukmu,
menatap kamu menapaki setiap langkah, kumaknai setiap helaan napasnya,
dalam gundah dalam resah dalam pasrah penuh ikhlas,
aku ingat bekas tapak kakiku dahulu,
kuku kaki bekas luka,
tapi tiba di kilometer ini,
sebuah wilayah abu-abu di antara fakta dan harapan.
Semua merasa,
perasaan yang sama,
sama dukanya sama bahagianya,
sama takutnya,
sama beraninya,
seperti kita,
seperti kamu.
Kamu bukan yang istimewa,
saat duka saat bahagia,
ia juga mampir pada hati setiap orang,
kita berada dalam ruang kebiasaan,
jalan hidup setiap orang.
Kaupandang kagum orang di depan atau di sebelah,
lalu kau kasihani diri sendiri,
padahal kamu dan mereka tiada beda,
hatimulah kuncinya,
matamulah pintu masuknya,
rasakan kesegaran yang segera akan datang, bila kautahu bahwa semua berpangkal pada sikap penerimaanmu.