Mohon tunggu...
Asep Sunardi
Asep Sunardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Anak yang suka Membaca
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Perbanyaklah membaca untuk memperbanyak ilmu pengetahuanmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Habibie dan Sepenggal Kisah Indonesia Ketika Transisi

12 September 2019   08:44 Diperbarui: 12 September 2019   08:46 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia berduka. Rabu, 11 September 2019 sekitar pukul 18.05 WIB, salah seorang putra terbaik dimiliki Indonesia sekaligus Presiden RI ketiga BJ Habibie mengembuskan nafas terakhir di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Semua bersedih. Berduka. Salah satu panutan bangsa Indonesia kembali kehadapanNya. Semoga BJ Habibie ditempatkan di sisi terbaikNya. Surga untuk Habibie.

Habibie adalah pembuka motor demokratisasi di Indonesia. Beliau adalah Negarawan sejati. Habibie mampu mempertahankan NKRI tetap utuh ketika masa transisi dari rezim Orde Baru ke reformasi.

Indonesia ternyata tetap dijaga aman dan damai. Tanpa gejolak perpecahan bangsa. Padahal kala itu banyak negara di dunia ragu Indonesia bakal bertahan karena transisi politik pemerintahan.

Apalagi saat itu ruang demokrasi lebih terbuka saat peralihan Orde Baru ke Habibie. Tapi Habibie bekerja tulus untuk Indonesia yang dicintainya. Semua tetap dipersatukan dalam bingkai keutuhan bernegara.

Habibie menjungkalkan segala prediksi yang menyebutkan Indonesia tidak mampu lagi menahan gejolak politik dari Orde Baru ke dirinya. Bahkan: banyak pengamat politik luar negeri kagum pada Habibie sebab kehebatannya menjaga Indonesia dari konflik.

Habibie menujukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang dapat menghargai segala peristiwa tanpa kericuhan. Habibie membawa Indonesia masa itu menjadi bangsa yang logis. Mengedepankan kejernihan berpikir ketimbang ego.

Selamat jalan, BJ Habibie. Khusnul khotimah....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun