Mohon tunggu...
Asep Totoh Widjaya
Asep Totoh Widjaya Mohon Tunggu... Keep Smile and Change Your Life

Guru SMK Bakti Nusantara 666-Kepala HRD YPDM Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung, Wakil Ketua BMPS Kab. Bandung, Dosen di Universitas Ma'soem, Konsultan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lost Generation, Efek Pandemi?

19 Februari 2021   05:08 Diperbarui: 19 Februari 2021   05:52 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Covid-19 (www.klikdokter.com)

Walaupun metode daring menjadi solusi untuk pendidikan kognitif (otak), namun bagaimana sisi afektif (kejiwaan), dan sisi keterampilan (skill) maka efektivitas metode daring dipertanyakan dan perlu dikaji ulang. Misalnya saja pola pembelajaran yang berbeda bagi anak-anak atau peserta didik SMK yang menuntut kegiatan pembelajaran praktik karena berbasis keterampilan (skill).

Kerinduan dan keinginan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat pun menjadi opsi yang diperbincangkan masyarakat dengan membandingkan pasar-pasar atau mal yang boleh buka.

Sangat penting juga peran orang tua dan sekolah, para orang tua harus dapat bermitra dengan guru untuk menyukseskan pendidikan anak. Selain harus memiliki seperangkat pengetahuan tentang mendidik dan mengasuh anak-anak, para orang tua harus mengondisikan rumah layaknya sekolah.

Mari peduli dengan pendidikan buah hatinya, semangat 'rumahku sekolahku' (baitiy madrasatiy) akan menjadikan anak-anak penuh semangat, tidak mengalami kejenuhan dan memiliki solusi dalam kesulitan belajarnya.

Masalahnya terbesar adalah ketidaksiapan sebagian orang tua menggantikan posisi guru dalam proses belajar mengajar anak. Bahkan, pada awal pandemi, banyak orang tua tertekan dan mengalami kejenuhan. Mereka tertekan karena tidak siap mendampingi pendidikan anak-anak seiring adanya kebijakan belajar dari rumah (BDR).

Kondisi nyata saat ini, jika keluarga atau orang tua ada yang tidak well educated, maka kebijakan PJJ atau belajar di rumah menghadirkan masalah. Kendala selanjutnya, bukan hanya kesiapan mendidik dan mengasuh anak, namun mereka juga memiliki keterbatasan sarana penunjang PJJ.

Pandemi COVID-19 nyata adanya dan menjadi sunnatullah yang tidak bisa dihindari, dan sebagai insan beragama ikhtiar dan tawakal harus tetap dilakukan untuk menyelematkan generasi mendatang dari konsekuensi yang mengerikan bagi anak-anak jika pandemi ini terus berlarut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun