KEKURANGAN BUKANLAH HALANGAN DALAM MEWUJUDKAN CITA-CITA, SELAGI SEMANGAT JUANG TAK SIRNA DALAM JIWA
TAULADAN YANG APIK BISA DIPETIK DARI ZAMKHASARI, TETAP SEMANGAT MESKI KEHILANGAN 1 KAKI DALAM MENUNTUT ILMU.
Makhluk sosial berinteraksi dalam pertemuan,
Berdialog urungkan perpecahan, faham bahasa ciptakan persatuan.
Diksi baik dalam bacaan hanyalah al Qur'an, 1 tiada tandingan,
Ulama hadir menjelaskan karena banyak rahasia tuhan
Banyak cara Qur'an dimengerti, pendekatan bahasa sungguh berarti,
Dengan cara ini zamkhasyari menafsiri, tambahkan warna dalam tradisi
Syeikh arab wa al ajam gelar hebatnya, kemahiran sastra lekat dalam jiwa,
murid arab ia ajarkan di tanah mereka, datang dari Persia sungguh luar biasa
Zamkhashari pernah meneyeru penduduk arab tuk berguru,
"Kepadaku kalian datang, karena ku mahir bahasa pendahulu.
Namanya dinisbatkan pada Zamkhasyar, dan aslinya adalah Umar,
Merupakan satu kampung besar sebelah selatan laut Aral.
Bagai tunas tumbuh di taman bunga, karena benih sinar purnama,
Corak ilmu para ulama membentuk cincin tumbuhkan asa.
Ilmu dasar agama digali kepada sang ayah yang ia cintai,
Tuk tambah wawasan macam ilmu dikaji, ke Bukhara ia pergi.
Berita datang bahwa ayah dipenjara, terpaksa kembali dari bukhara,
Menulis kata untk sang raja karena ayah ditahannya.
upaya sangatlah sia-sia karena bui tetap mengungkung,
hingga ayah menghadap sang kuasa, buat sedih tak terbendung.
masa kecil diwarnai dengan kehilangan, Zamkhasyari sungguhlah malang,
keputusasaan semakin terbentang, karena keluarga meninggalkan juga ibu sang penyayang.
Al-Dabbi datang merangkul, sang guru berbudi luhur,
Integritas moral yang mantul ciptakan kekeluargaan nan subur.
Ilmu Nahwu ia dalami termasuk Bahasa ia selami,
Dari guru yang ia cintai, al-Dabbi memanglah baik hati.
Namun tidaklah ke 1 tokoh dia berguru,
Kepada banyak guru ia kunjungi satu persatu.
Iri hati sempat terjadi, bersaing dengan seorang sastrawan,
Sang lawan lebih jauh diunggulkan maka ejekan ia lontarkan.
Rasa sesal dan bertaubat atas apa yg ia jalani,
Mencari harta, tahta, kuasa dalam mengabdi.
Noda yang ia ciptakan bukan tanpa alasan,
Faktor fisik dan psikis lahirkan tuntutan.
Ada kisah hebat dari Zamkhasyari yang mengetuk hati untuk berkontemplasi,
Disabilitas yang Ia sandang bukan hal yang berarti, tuntut ilmu harga mati.
Sungguh pencari ilmu yang bermentalitas,
1 kakinya haruslah kandas, tetap jalani aktivitas.
2 pendapat yang dicatat,
Tersimpulkan karena luka berat dan krisisi obat.
Cacian jadi makanan, masa remaja penuh kesedihan,
Menangis bukanlah jawaban, tapi dengan ilmu sebagai balasan.
Ia kenakan gamis sebagai penutup diri, sebab punya 1 kaki,
Bersama tongkat kayu tuk mengiringi sungguh sulit, tetap disyukuri.
Bibit ditanam tumbuh berbuah,
Uzlah 2 ke Makkah membawa berkah.
Masyarakat butuh Qur'an sebagai panduan, agar jauh dari kesesatan,
juga Jalani hidup dengan kebaikan, meminta kepadanya tuk menafsirkan.
Zamkhasyari menerima sepenuh hati bahkan kewjiban yang harus dipenuhi,
Mengabdikan diri atas ilmu yang telah ia pelajari.
Al-Kashf dinamaknnya, tafsir bercorak teologi juga bahasa,
Usia sudahah menua menjadikan ringkas penafsiranya.
Semoga terlimpah segala rahmat yang maha kuasa,
Juga menuai berkah untuk para pembaca.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!