Mohon tunggu...
Asa Rahmadi
Asa Rahmadi Mohon Tunggu... Atlet - Laki-laki

Mahasiswa Kimia yang nggak kimia kimia banget

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berak Juga Kebutuhan Hewan

6 Mei 2020   06:59 Diperbarui: 6 Mei 2020   06:55 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berak bukan hanya kebutuhan pokok bagi manusia saja, hewan pun demikian, meskipun banyak dari kita tidak pernah melihatnya secara langsung ataupun membantu untuk mencebokin. 

Beberapa hewan bisa berak tanpa ketahuan, ada juga yang berak namun tetap sopan. Tapi, kebanyakan hewan melakukan beraknya dengan spontan, mereka tidak perlu melepas pakaian ataupun susuk di badan.

Bagi orang-orang yang memiliki hewan peliharaan sudah tentu mereka akan paham tentang bagaimana caranya hewan membuang kotoran. Terutama kucing ataupun anjing yang menjadi hewan terfavorit untuk menjadi peliharaan. 

Kucing dan anjing merupakan beberapa contoh hewan yang beraknya sopan, mereka tidak akan menyusahkan tuan dan puan asalkan diberi tempat untuk buang kotoran. 

Beberapa bukti juga sudah banyak ditunjukkan seperti, kucing berak di pasir, anjing berak di pasir, bahkan ada juga yang dijarkan untuk berak di jamban. 

Namun, beberapa orang masih banyak yang tidak memiliki kepekaan, mereka sering kesal ketika menemui tinja di jalanan, yang mana itu bisa saja berasal dari kucing ataupun anjing yang banyak berkeliaran tanpa memiliki tuan. 

Padahal jika mereka mau sedikit membuka pikiran, mereka akan tersadarkan bahwa apa yang kucing dan anjing butuhkan ketika membuang kotoran adalah tanah atau pasir yang kini telah mereka sulap menjadi jalan dan bangunan.

Burung pun juga demikian, mereka merupakan hewan yang beraknya dapat membuahkan kuntungan, mereka yang bisa terbang akan memilih untuk terbang tinggi menembus awan, tatkala mereka mulai kelelahan, matanya mengincar sebuah dahan sebagai tempat peristirahatan. 

Dahan memang menjadi tempat favorit untuk persinggahan, dimana burung dapat melepas penat setelah terbang seharian dan juga tempat dimana mereka buang kotoran, sering dijumpai tai burung berceran tepat dibawah pohon yang mana hal itu menunjukkan simbiosis mutualisme antara burung dan pohon untuk tetap menjaga kelestarian. 

Sayangnya, karena semakin terbatasnya lahan untuk ditumbuhi tanaman, muncul kisah tentang orang-orang yang dijatuhi kotoran burung ketika sedang berada di jalanan, bukannya sadar untuk mulai mengurangi jumlah bangunan dan menambah jumlah tanaman, mereka malah mengaitkannya dengan mitos dan kepercayaan. 

Beberapa hewan juga cenderung tidak ketahuan ketika sedang berak, salah satu contohnya adalah tengu. Sampai tulisan ini dibuat belum ada yang berniat untuk meniliti bagaimana tengu ketika sedang berak, kebanyakan tidak ada yang ingin bersinggungan dengan hewan ini karena dapat menimbulkan sensasi gatal berlebihan pada salah satu alat vital di badan.

Kepik juga merupakan hewan yang tidak ketahuan ketika sedang berak, mereka cenderung tertutup dan merahasikan tentang ruang privasinya tersebut. Hal yang paling mendasari kenapa kepik begitu, karena ketika berak ataupun tidak mereka akan tetap menimbulkan bau tidak karuan, jadi sangat sulit dibedakan ketika kepik sedang berak atau hanya rebahan.

Jika ada hewan yang memiliki kebiasaan berak tidak sopan, tentu saja tikus menjadi contoh yang terdepan. Mereka sering membuat susah kehidupan, masuk melalui lubang yang tersalur dengan selokan kemudian berusaha mencuri makanan dan jika ia tak menemukan makanan, maka perabotan yang menjadi sasaran. 

Banyak kasus sabun tergerus, kabel terputus, bahkan uang pun raib dan mampus karena sifatnya yang rakus. Tidak hanya itu, mereka pun sering berak sembarangan, banyak perabotan yang jarang digunakan menjadi sebuah jamban untuk membuang kotoran. 

Selain penampaknnya yang menjijikkan, baunya pun sangat tidak karuan, banyak kasus menyebutkan orang lebih dulu pingsan sebelum sempat membersihkan. 

Itu masih tikus yang berasal dari selokan, belum lagi tikus yang berdasi dan memiliki banyak kepentingan. Mereka tidak lagi bermain dengan makanan dan perabotan, kebanyakan lebih memilih proyek dan juga tanda tangan, jika sudah sesuai dengan kesepakatan maka anggaran akan masuk ke rekening tabungan. 

Ya tapi tikus tetaplah tikus, dimanapun mereka menyembunyikan kotoran ujung-ujungnya pasti ketahuan asalkan tidak ada yang menjadi pahlawan kesiangan. Sayangnya, banyak yang disesalkan seperti hukuman yang tidak sepadan dan mereka yang ambil keuntungan kita yang menelan kerugian, sangat tidak sopan bukan?

Tapi yang perlu digaris bawahi, hewan berak dengan mandiri, mereka tidak pernah merengek dan teriak minta cebok ketika selesai berak. Banyak juga hasil berak hewan yang menguntungkan dan bahkan dibudidayakan contohnya guano yang berasal dari hasil berak burung walet, omsetnya bisa jutaan gan. Sepertinya itu saja untuk kali ini, sampa bertemu di tulisan berak selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun