Mohon tunggu...
Hubertus Lajong
Hubertus Lajong Mohon Tunggu... Guru - a chemistry taecher
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar di pendidikan kimia Universitas palangka raya (UPR)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebijakan Mendikbud Membuat Pelajar Mengeluh

9 Mei 2020   01:14 Diperbarui: 9 Mei 2020   01:13 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/ifacebookstatus

Penyebaran wabah virus corona atau covid19 sudah menjadi musuh utama yang deperangi negeri ini. bukan soal nyawa yang banyak melayang akan tetapi pengaruh besar untuk ekonomi,sosial dan juga pendidikan sangat meresahkan.

pengamat pendidikan Najeela Shihab  pernah mengatakan bahwa ada tiga  masalah utama dari sekian banyak masalah pendidikan di indonesia. yang pertama soal AKSES, masih banyak sekali kesulitan akses, masih banyak anak yang sebetulnya putus sekolah atau tidak mendapatkan pendidikan yang harusnya mereka dapatkan.kedua, masalah kualitas. 

Menurutnya, anak-anak yang bersekolah pun belum tentu mendapatkan kualitas pembelajaran sebagaimana seharusnya. Sedangkan ketiga yakni masalah kesenjangan,"Di Semua Murid Semua Guru, pada saat kita bicara integrasi fisik kita ingin pemerataan pendidikan. 

untuk manjawab masalah itu mendikbud meluncurkan  program merdeka belajar. Program tersebut meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional ( UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi. Empat program pokok kebijakan pendidikan tersebut akan menjadi arah pembelajaran ke depan. 

satu bulan yang lalu mendikbud kembali mengeluarkan enam kebijakan, dasar dari kebijakan itu salah satunya ialah untuk mengatasi pendemi penyebaran virus corona yang kian merajalela.

enam kebijakan itu ialah Ujian Nasional,Ujian Sekolah,Kenaikan Kelas,Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB),Dana Bantuan Operasional Sekolah,Proses Belajar dari Rumah.

dari keenam kebijakan itu saya tertarik untuk mengulas tentang proses belajar dari rumah.  Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19. Aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas belajar di rumah.

baru-baru ini begitu banyak siswa dan juga mahasiwa mengeluh soal pembelajaran dari rumah dengan sistem daring ini. keluhan yang paling utama adalah soal akses dan kualitas dari sistem itu. 

soal akses, bagi siswa yang tinggal kota masalah ini mungkin tidak terlalu di pikirkan karena begitu mudahnya mreka mendapatkan jaringan internetan,akan tetapi bagaimana dengan siswa ataupun mahasiswa yang tinggal di pedalaman, selain masalah jarak masalah ketersedian jaringan internetan pun  menjadi masalah yang sangat serius. terkadang mreka harus memanjat pohon dan naik bukit untuk bisa mendapat jaringan itu, itupun belum tentu jaringan selancar dengan yang di kota.

selain itu masalah akses ini pun membuat mreka harus berkorban untuk membeli paket internet, ini bukan hanya menjadi masalah bagi siswa dan mahasiswa tinggal pedalaman, siswa dan mahasiswa yang tinggal diperkotaan juga mengeluh soal ini. pada hal kita tahu bahwa begitu susahnya orang tua mreka mencari uang saat pandemi ini. belum lagi jika orang tuanya kena PHK atau dirumah kan oleh perusahan. memang beberapa minggu trakhir ini banyak sekali pihak, baik swasta maupun pemerintah menyalurkan paket sembako untuk masyarakat akan tetapi sembako itukan tidak bisa kita gunakan untuk membeli paket internetan karen bukan dalam bentuk tunai.

yang kedua soal kualitas, hal ini harus-nya menjadi penting dalam proses belajar mengajar.namum semenjak adanya sistem daring, siswa dan mahasiwa juga banyak yang kecewa. beberapa hal yang membuat mreka kecewa seperti : materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan dosen rata-rata tidak menegrti, terlalu banyak tugas yang diberikan membuat mereka capeh,tidak diberikan ruang bagi siswa untuk bertanya apa yang mreka tidak mengerti soal pokok pembelajaran dari guru dan dosenya.belum lagi bagi siswa ataupun mahasiswa yang berkebutuhan khusus contohnya cacat mata,dan juga cacat pendengaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun