Langit malam seringkali menyuguhkan pemandangan yang menakjubkan dan memikat, termasuk fenomena langka yang dikenal sebagai "Noctilucent Clouds" atau yang akrab dipangil Awan Kelap Kelip. Fenomena ini terjadi di ketinggian sekitar 80 hingga 85 kilometer di atas permukaan bumi, di lapisan atmosfer yang disebut mesosfer. Awan Noktilusen terdiri dari kristal es yang memantulkan cahaya matahari saat matahari sudah terbenam, menciptakan tampilan cahaya biru atau perak yang memukau.
Awan Noktilusen biasanya terlihat pada malam hari, beberapa jam setelah matahari terbenam atau sebelum matahari terbit. Kondisi yang ideal untuk pengamatan awan ini adalah ketika langit sudah gelap dan di atmosfer terdapat minim cahaya. Akan muncul pemandangan yang magis, terlihat seperti awan bersinar di langit malam yang gelap.
Mengapa Awan Kelap Kelip terbentuk begitu tinggi di atmosfer? Awan ini terbentuk karena partikel-partikel kecil seperti debu atau gas yang terdapat di mesosfer menempel pada kristal es yang ada. Kristal es ini terbentuk saat udara di mesosfer sangat dingin, di bawah suhu -120 derajat Celsius. Kondisi ini membuat Awan Noktilusen menjadi fenomena langka, karena hanya terjadi di ketinggian dan suhu tertentu.
Studi tentang Noctilucent Clouds masih terus dilakukan untuk memahami proses terbentuknya dan mempelajari perubahan iklim. Para peneliti menggunakan pengamatan satelit dan balon atmosfer untuk mengumpulkan data tentang awan ini. Mereka juga menggunakan kamera dan instrumen pengukuran lainnya untuk mempelajari komposisi awan dan memprediksi perubahan iklim di masa depan.
Awan Noktisulen adalah keajaiban alam yang luar biasa dan menakjubkan. Namun tidak banyak orang yang berkesempatan untuk mengagumi keindahan langit malam yang spektakuler dan memahami kompleksitas atmosfer bumi. Meskipun fenomena ini jarang terlihat, pengamatan dan penelitian lebih lanjut tentang Awan Noktilusen akan membantu kita dalam memahami dan menjaga lingkungan planet kita. Jadi, jika Anda berkesempatan, luangkan waktu untuk mengamati keindahan langka ini dan biarkan diri Anda terpesona oleh cahaya biru atau perak yang memancar di langit malam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI