Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Belas Kasihan atau Cinta yang Tegas, Mana Cara Mendidik Anak yang Tepat?

13 April 2023   03:44 Diperbarui: 24 April 2023   21:20 1489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua yang tegas pada anak (Sumber: shutterstock)

"Tentu jenis mental yang berjuang, suka tantangan, siap dengan rintangan sehingga mendapat hasil gemilang," jawab orangtua calon murid menunjukkan kesepakatan nilai.

Jika memang kita sepakat terhadap nilai-nilai mental yang berjuang agar gemilang, maka anak perlu didik dengan cinta yang tegas bukan kasihan yang tanpa arah. 

Pendidikan dengan cinta dan tegas berarti kita memberi kesempatan kepada anak kita untuk berupaya, berjuang, berusaha seoptimal di usia mereka. Misal dalam hal ketika mama dan papa ingin memberikan mainan kepada anaknya, berilah mainan sebagai hadiah atas hal baik yang telah ia lakukan seperti ia berupaya membereskan mainannya sendiri setiap selesai bermain, jadi hadiah yang diberikan didasarkan pada hal baik yang sedang dan sudah ia lakukan. 

Di saat ia mau belajar sesuatu yang baru, ijinkanlah agar ia berhasil melakukannya, walau sulit dampingi ia hingga ia berhasil mencapai keberhasilannya. 

Misal ketika ia pertama kali belajar sepeda roda dua, dampingi sang anak, ajari tekniknya hingga ia berhasil. Kadang anak takut di percobaan latihan ketiga atau keempat karena ia sempat jatuh dan terluka. Namun dengan cinta dan tegas, kita bisa beri obat untuk lukanya, dan beri motivasi kepadanya agar terus berlatih hingga ia berhasil. Setelah berhasil rayakan dengan pesta kecil seperti makan di rumah makan, atau membeli mainan sesuai budget yang disediakan.

Ingatlah bahwa anak-anak itu memiliki kemampuan belajar yang tinggi, mereka dapat belajar pola dari tindakan yang diberikan kepada mereka. Jika kita kurang cermat, kita dapat menjadi korban dari kecerdasan sang anak. Ini pun disadari para orangtua yang bercerita kepada penulis, setelah penulis menyampaikan terkait kecerdasan anak yang menipu orangtuanya. 


"Ya Pak Frengky, anak saya tahu kalau papanya suka memanjakan dirinya, sehingga kalau papanya pulang, ada saja air mata dari sang anak untuk minta sesuatu. Tapi kalau papanya dak ada, hanya ada mama, dan karena mama itu tegas anak saya dak pernah berani menangis di depan mamanya."

Ini salah satu bentuk kecerdasan anak-anak membaca pola dan akhirnya menipu orangtua yang kurang menyadari perihal ini. 

Koleksi Pribadi,
Koleksi Pribadi, "EL jika ke mall diajak ke toko buku agar suka belajar".

Anak-anak adalah usia pondasi dalam membentuk karakter dasar dalam kehidupan mereka, maka dari itu para orangtua dan para pendidik anak perlu menerapkan cinta yang tegas, agar anak-anak kita dapat tumbuh sebagai pribadi dengan mental baja bukan mental krupuk.

Latihlah sejak dini cinta yang tegas kepada anak dan murid kita, cinta yang memberikan kesempatan anak untuk berupaya, berusaha, berjuang, mencintai proses, menghargai minim fasilitas, tetap bahagia dengan kesederhanaan, mencintai tantangan, menyelesaikan yang pekerjaannya dengan tepat, peduli dengan dirinya dan orang lain, memahami nilai-nilai untuk sukses lahir dan batin.

 Semoga generasi emas Indonesia gemilang dan unggul karena orangtua dan pendidiknya mau mengembangkan cinta yang tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun