Hei, aku Arya. Ini adalah kisah pribadiku saat masih duduk di bangku SMA. Pramuka, eskul kegemaranku, yang bagi sebagian orang adalah malaikat maut yang membawa mimpi buruk "Yang ga ikut Pramuka, ga naik kelas!" Ha...ha...ha lelucon yang bagus, padahal temanku saja yang absennya bolong malah dapat nilai A. Tunggu, bukan itu yang aku maksud. Ini adalah kisahku yang naksir dengan adik kelas yang menjadi Paskibra Provinsi Bali 2024. Oh ya, saat ini aku berstatus sebagai alumni angkatan 59 dan adik kelas yang aku taksir itu angkatan 62. Suatu hari, aku berkunjung ke sekolahku untuk sekadar bernostalgia dan berkenalan dengan junior Ambalan Pramuka yang baru. Sebagai alumni, tentunya aku juga ikut memastikan bahwa eskul Pramuka di sekolah berjalan dengan aman. "Sore kak, eh...kak Arya ya?" Tanya seorang junior padaku. "Iya dik, kakak kebetulan pengen datang aja, lagi gabut nih." Jawabku. "Oh gitu. Yuk ikut kita kak! sekalian kenalan sama adik-adik kelas X yang baru." Ajak salah seorang Junior. Aku pun menuruti kemauan mereka. Lagipula sudah lama aku tak berjumpa dengan junior-juniorku itu.
Di sela-sela latihan Pramuka seketika pandanganku tertuju pada perempuan PKS (Patroli Keamanan Sekolah) entah siapa namanya, yang jelas aku menjadi bengong selama beberapa detik. Tanpa menghiraukan hal tersebut aku lanjut membantu juniorku selama kegiatan Pramuka berlangsung. Sore pun tiba, aku segera bergegas pulang dan berpamitan pada semua juniorku tapi aku masih membayangkan siapa perempuan yang aku lirik tadi. Sampai dirumah aku bersantai sejenak sambil bermain Instagram. Saat asyik gulir sana-sini aku seperti menemukan akun Instagram dari perempuan yang aku lirik sebelumnya. Aku melihat profil dan sorotan ceritanya dan benar saja, dia bernama Vina. "Anjir...anak PKS banget." Pikirku. Sebab dari postingan dan sorotan ceritanya ia banyak mengikuti berbagai lomba yang bersifat militer seperti LKBB (Lomba Ketangkasan Baris-Berbaris) dan seleksi Paskibra.
Tanpa ragu aku pun langsung mengikutinya di Instagram tak lama kemudian dia menerima permintaanku (mengikuti balik) hal ini membuat hatiku tersenyum. Ya meski aku belum pernah mengirimkan pesan dan hanya sebatas memberikan like (suka). Apa itu salah? Aku penasaran dan mencoba untuk menanyakan beberapa pengikutku. "Ah Medha, pasti dia tahu." Begitulah dugaanku, karena aku pikir dia pasti tahu menahu tentang Vina, apalagi Medha adalah teman eskulnya Vina. Aku mencoba menghubungi Medha dan kami sepakat untuk bertemu di lapangan Debes esok hari. Kebetulan besok juga ada pertandingan futsal yang diikuti oleh sekolahku.
Keesokan harinya aku segera berangkat ke lapangan Debes di lagi hari dan ya Medha ada disana, aku langsung menyapanya. "Hai Med, lama ga ketemu." Sapaku. "Eh kak Arya! Sendirian aja kak?" Balasnya. "Hehe iya nih, pengen nonton juga sebenarnya." Balasku. Sambil berbincang sebentar Medha mengajaku untuk berkenalan dengan panitia pertandingan termasuk anak PKS. "Oh baguslah." Pikirku. "Nih kak kenalin teman-teman ku." Ajak Medha. Aku saling bertegur sapa dengan mereka semua, termasuk Vina. "Eh kamu Vina ya? Yang anak Paskibra itu kan? Tanyaku. "Eh iya kak, kok kakak tahu?" Tanya Vina. "Ya dong kita kan saling follow di Instagram, kemarin aku juga lihat kamu di sekolah." Tambahku. "Oh ya? aku malah ga lihat kakaknya." Jelas Vina. "Hehehe ngga papa kok, aku juga ga mau ganggu kamu." Kataku.
Sungguh itu pertemuanku yang pertama kalinya dengan Vina, bisa menyapa langsung saja rasanya sudah lumayan apalagi kalau lebih dekat. "Ngomong-ngomong kakak alumni DA (Dewan Ambalan) ya kak? Soalnya aku lihat di story di Instagramnya kakak." Tanya Vina. "Oh iya, aku angkatan 59, berarti kita satu sekretariat dong?" Tanyaku lagi. "Hehe iya kak, aku malah ga nyangka kalau kak Arya DA." Balas Vina. "Aku juga ga nyangka kalau kamu masuk Paskibra, semoga lolos seleksi ya!" Â Seruku. "Hehe makasih kak." Jawab Vina. Seru bisa berbincang dengannya tapi ya aku harus jaga sikap karena kalau berlebihan takut itu merusak hubungan kami. Tak terasa waktu sudah sore, acara pertandingan pun usai, panitia sibuk berbenah tapi aku melihat Vina sedang berlari kecil mengelilingi lapangan. "Hmm biasa anak Paskibra. Apa itu istirahat? Bina Fisiklah." Pikirku dengan gurauan pada Vina. Aku langsung berpamitan dan pulang.
Esok harinya aku menyempatkan diri untuk berolahraga di lapangan Bajra Sandi Denpasar. Suasananya cukup ramai dan yang benar saja, aku melihat kumpulan anak Paskibra yang sedang menjalani latihan fisik. "Hmmm Vina pasti disitu." Pikirku seperti biasanya. Lagi dan lagi dugaanku benar, karena semua anggota paskibra dari seluruh kabupaten/kota se-Bali berkumpul di lapangan ini. Aku sebenarnya mau menyapa Vina, tapi apa daya aku cuma sendiri sedangkan disana kumpulan anak Paskibra. Begitu mereka selesai latihan aku berjalan ke arah mereka dan mencari Vina. Begitu aku melihatnya aku langsung menepuk bahunya.Â
"Puk...puk...hai Vin." Sapaku. "Eh...kak Arya! Kok bisa disini kak?" Tanya Vina. "Ya...habis joging. Jawabku. "Oh gitu." Jawab Vina. "Eh kamu udah selesai latihan ya?" Tanyaku. "Baru aja kak." Jawab Vina. "Oh pas banget, nih aku ada Pocari Sweat buat kamu, lumayan buat nambah ion tubuh." Balasku sambil memberikan minuman untuk Vina. "Ih kakaknya, gausah repot-repot." Balas Vina. "Udah ambil aja, aku juga dah ada kok." Balasku. "Eh iya deh kak, makasih ya." Jawab Vina. "Ok. Ngomong-ngomong kalian latihannya berapa lama sih?" Tanyaku. "Kita sih ada latihan rutin setiap hari kak. Nah habis itu bakal ada karantina selama satu bulan." Jelas Vina. "Waw...berat juga ya. Aku aja kalau kemah mentok tiga hari." Jelasku.Â
"Oh ya! Dengar-dengar nanti pas 17 Agustus kamu yang jadi pembawa bakinya." Ucapku. "Ih kakak kok tahu?" Tanya Vina keheranan. "Eh aku cuma nebak kok." Jawabku sambil terkagum. "Ah kak Arya mah suka benar. Semenjak saat itu kita jadi semakin akrab layaknya lebih dari sekadar teman, ya meskipun posisiku sebagai alumni namun aku tetap bangga memiliki adik kelas seperti Vina. Kami berdua asyik mengobrol sampai lupa waktu sudah menunjukkan pukul 18:00. Akhirnya kami pun berpisah sebab Vina akan menjalani karantina Paskibra.
Tiba waktunya hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79. Situasi di Lapangan Bajra Sandi Begitu ramai. Banyak pejabat, aparat, peserta upacara dan warga yang berkumpul menyaksikan. Aku sendiri ikut memeriahkan bersma anggota Pramuka. Saat upacara dimulai aku belum melihat Vina sama sekali. "Hmm...mana ya Vina." Pikirku. Saat pengibaran bendera merah putih pun tiba, aku melihat langkah tegap Paskibra yang begitu gagah dengan seragam mereka. "Wah...andai Pramuka bisa begini." Pikirku.
Pengibaran bendera pun dimulai. Ini adalah momen paling mendebarkan sebab aku akan melihat Vina melakukannya. "Kamu bisa Vin!" Ucapku berbisik. Yap! Bendera sukses berkibar. Vina telah menunaikan tugasnya. Upacara berlangsung selama satu hari. Setelah pengibaran dan penurunan bendera sukses semua anggota paskibra beristirahat begitu juga peserta upacara lainnya. Aku pun menghampiri Vina saat ia sedang beristirahat. "Vina! Vina!" Sahutku sambil menghampirinya. "Kak Arya!" Sahut Vina sambil melambaikan tangannya. "Selamat ya Vin, kamu udah sukses." Pujiku pada Vina. "Iya kak. Makasih ya udah selalu dukung sama nemanin. Vina tiap latihan." Ucap Vina. "Hehehe...iya Vin aku bangga punya adik kelas kaya kamu.Â
Eh... tapi...ada yang mau aku omongin Vin. Eh...jujur sebelumnya kita kan udah lama jadi teman, aku juga sebenarnya punya rasa suka sama kamu pas pertama kali kita kenalan. Ya meskipun aku alumni...tapi...eee." sahutku namun dipotong Vina. "Kakak!...hmmm sebenarnya Vina belum punya pacar sih, tapi Vina justru tahu kakak dari teman Vina, si Medha. Ya dia yang ngasih tahu Vina soal kakak. Hmmm jujur Vina juga sebenarnya juga suka sama kakak cuma Vina malu kalau ngomong langsung ke kakak takutnya lancang." Jawab Vina. "Vin aku tahu kita beda usia, kita juga eskul, tapi sejujurnya aku kagum sama kamu. Belum pernah aku punya adik kelas yang rendah hati dan bertalenta kaya kamu. Hmmm...kamu mau kan jadi pacarku?" Vina hanya tersenyum dan mengangguk.