Mohon tunggu...
Aryanto Husain
Aryanto Husain Mohon Tunggu... Freelancer - photo of mine

Saya seorang penulis lepas yang senang menulis apa saja. Tulisan saya dari sudut pandang sistim dan ekonomi perilaku. Ini memungkinkan saya melihat hal secara komprehensif dan irasional.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gengsi Kekuasaan

18 April 2022   09:44 Diperbarui: 18 April 2022   09:48 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

_"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan kepada para pemimpin di antara kamu" (Surah an-Nisa, (4): 59)_

Kenapa hal ini mendapatkan perhatian khusus dalam Islam? Karena seorang pemimpin diharapkan dapat mendorong, mengajak serta memberi contoh kebaikan. Sebaik-baik pemimpin adalah yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran.

Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW mengatakan "Barang siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaknya dia mengubah dengan tangannya, jika tidak sanggup maka hendaklah dengan lisannya, jika tidak sanggup maka hendaklah melalui penolakan hatinya" (HR Muslim).

Allah memberikan kehormatan bagi seorang Pemimpin, dan sebaliknya murka kepada pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaannya. Fira'un hanya salah satu contoh berlakunya kemurkaan Allah.  Kisah yang sama juga dialami Mustaf Kemal Ataturk yang di akhir hayatnya, mengalami kematian tragis, mulai dari penyakitnya yang aneh, hingga jasadnya yang tidak diterima bumi.

Meski simpang siur tentang akhir hayatnya, kematian Kemal Ataturk dijadikan contoh nasib tragis pemimpin yang zholim.  Mustafa dikenal berperangai kasar dan berambisi kuat memimpin negara. Setelah berkuasa, dia menghancurkan Islam di Turki dan mengeliminasi sesuatu yang berbau Islam di negara itu. Kesombongan yang akhirnya dibayar mahal olehnya.

Firaun, Kemal Ataturk dan banyak pemimpin zholim lainnya bukanlah orang-orang bodoh yang kebetulan menjadi pemimpin. Kecerdasanlah yang mengantar mereka menjadi pemimpin. Mereka hanya terlalu gengsi kehilangan kekuasaan. Bagi mereka kehilangan kekuasaan, berarti kehilangan pengakuan, runtuhnya kehormatan, dan hilangnya kewibawaan serta lenyapnya harta kekayaan.


Gengsi kekuasaan membodohi fikiran sendiri. Menutupi segala kekurangan diri. Alih-alih mundur jika gagal atau berhenti pada masanya, para pemuja kekuasan akan terus mencari jalan melancarkan jalannya untuk tetap berkuasa. Untuk hal ini, mereka mengorbankan segala cara termasuk menggadaikan masa depan orang-orang yang dipimpinnya.

_Power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely._ Pernyataan  Lord Acton, seorang sejarawan Inggris pada akhir Abad ke-19 terbukti hingga di jaman pemerintahan modern saat ini. Ada tujuan terselubung dibalik keinginan berkuasa lebih lama, yakni korupsi, kolusi dan nepotisme.

Menyadari buruknya keinginan ini, maka baiknya tiap-tiap Pemimpin perlu menyadari gengsi kekuasaan ini sejak awal. Karena saat berkuasa, gengsi kekuasaan ini akan semakin besar dan meninabobokan. Pada jangka waktu yang lebih lama, gengsi kekuasaan ini akan membutakan mata hati sehingga tidak ada lagi ruang untuk mendengarkan nasihat kebaikan, melihat ketimpangan yang terjadi, dan lebih parah, menjerumuskannya dalam kesombongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun