Tapi lihat dirimu sekarang, kamu masih di sini, masih melangkah. Mungkin belum sepenuhnya sembuh, tapi kamu sudah jauh lebih kuat dari versi dirimu yang dulu.
Kadang, kita berpikir bahwa luka adalah akhir dari segalanya. Padahal, justru di situlah awal mula pertumbuhan.
Seperti tanah yang harus retak agar benih bisa tumbuh, seperti langit yang harus gelap dulu sebelum fajar menyingsing, seperti hati yang harus remuk dulu, baru bisa merasakan makna utuh dari menerima.
Tidak ada luka yang sia-sia. Bahkan jika sekarang kamu belum mengerti kenapa itu harus terjadi, suatu saat nanti kamu akan berterima kasih pada masa-masa sulit itu.
Karena dari situlah kamu tumbuh jadi pribadi yang lebih kuat, lebih bijak, dan lebih peka terhadap rasa.
Kita semua sedang dalam proses menjadi versi terbaik dari diri kita. Dan proses itu nggak selalu mulus.
Terkadang, jalannya berliku, berbatu, dan menyakitkan. Tapi ingat proses tidak pernah mengkhianati hasil.
Setiap air mata yang jatuh, setiap malam yang kamu habiskan dalam diam, setiap doa yang kamu bisikkan saat tak ada yang tahu, semuanya bukan hal yang sia-sia.
Jika hari ini kamu masih memegang luka, tak apa. Jangan buru-buru sembuh, jangan paksa diri untuk terlihat kuat.
Sembuh itu butuh waktu, dan waktu terbaik akan datang saat kamu sudah siap untuk benar-benar pulih.
Kamu tidak sendiri. Banyak orang yang sedang berjuang menyembuhkan lukanya sendiri-sendiri.