Alasan itu bisa sederhana, tapi kuat. "Aku ingin bisa melihat anakku tumbuh dewasa." "Aku ingin hidup sehat di usia tua." "Aku tidak ingin menjadi beban bagi orang-orang yang kucintai."
Tuliskan alasan itu. Tempelkan di cermin. Simpan di dompet. Jadikan itu pengingat ketika kamu tergoda untuk kembali.
Karena kenyataannya, kamu layak hidup sehat. Kamu layak hidup lebih lama. Dan mereka yang mencintaimu, layak mendapatkan kamu yang utuh bukan kamu yang sakit-sakitan karena rokok.
Bayangkan wajah pasanganmu yang tersenyum saat kamu berhasil berhenti. Bayangkan anakmu yang bangga karena ayah atau ibunya bisa berhenti merokok.
Bayangkan napasmu yang ringan saat berjalan, tubuhmu yang segar saat bangun tidur, dan hari-harimu yang bebas dari bau asap.
Itu semua adalah hadiah. Bukan hadiah mewah. Tapi hadiah yang nyata, sederhana, dan tak ternilai.
Jadi, kalau kamu sedang berpikir untuk berhenti merokok, jangan tunda. Jangan tunggu sakit datang. Jangan tunggu penyesalan tiba.
Hadiah terbaik tidak selalu harus dibungkus dengan pita. Kadang, hadiah terbaik adalah keputusan yang kamu buat hari ini untuk berhenti merokok.
Untuk dirimu sendiri. Untuk mereka yang kamu cintai. Dan untuk hidup yang lebih panjang, lebih sehat, lebih bahagia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI