Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepertiga Malam Terakhir

21 November 2010   00:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:26 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12902988261720446449

[caption id="attachment_73979" align="aligncenter" width="275" caption="Ilustrasi : www.elitha-eri.net"][/caption]

Malam bergulir perlahan Dari peraduan senja di ufuk barat Mengantar tubuh yang penat Dalam istirahat panjang di peraduan

Seharian bergelut dengan warna-warni dunia nyata Asyik dengan pernak-pernik dunia maya Sibuk dengan tontonan dan hiburan yang melenakan Nyenyak tertidur kudibuatnya

Jarum pendek dan panjang berkejaran Tengah malampun terlewati Sampailah jarum pendek ke angka dua Sudah masuk sepertiga malam terakhir

Aku tetap asyik dalam buaian mimpi-mimpi Sayup-sayup kudengar alarmku berbunyi Ada yang berbisik di telingaku Nanti saja, lima belas menit lagi

Mata tetap terpejam Tanganku berusaha menghentikan suara alarm itu Demikian seterusnya Dan setanpun ikut menimpali


Ia ikat tubuh dan kakiku hingga tak bisa bergerak Ia tutup mataku hingga tak mampu terbuka sedikitpun Seraya berbisik “Lanjutkan saja mimpi-mimpi indahmu”

Aku tak berdaya tuk melawannya Semakin terlelap dalam buaian mimpi Hingga tiba-tiba suara adzan terdengar nyaring di telinga Dan subuhpun telah tiba Oh...hilang sudah kesempatan itu sekali lagi Sama seperti malam-malam sebelumnya Sepertiga malam terakhir yang terlewatkan Betapa ruginya aku...

Bogor, 21 November 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun