Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Raising The Nanggala

30 April 2021   05:58 Diperbarui: 30 April 2021   08:15 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

KRI Nanggala 402 tengah beristirahat dikedalaman minus 838 meter air laut. Setelah status dari Submiss menjadi Subsunk diumumkan maka tugas Negara yang berikutnya adalah pengangkatan KRI Nanggala dan mengevakuasi jenazah para awaknya. Mungkinkah? Mungkin. Meskipun belum ada sejarah yang dapat menjadi tolok ukur  keberhasilan pekerjaan  evakuasi kapal selam yang pertama kali  dikedalaman 838 meter.


Kisah sukses pengangkatan kapal selam yang melibatkan peralatan dan kontraktor multinasional adalah Pengangkatan Kapal selam KURSK milik Rusia. Bukanlah militer yang terlibat dalam merancang evakuasi bangkai 'wreck' kapal selam ini melainkan dua perusahaan raksasa specialist salvage MAMMOET dan SMIT. Merekalah yang ditunjuk sebagai kontraktor pengangkatan KURSK untuk dikembalikan ke dermaga di Murmansk Rusia.

Saya pernah onboard dikapal crane atau crane barge yang dioperasikan oleh SMIT di Singapura  dan mendapati peralatan serta tenaga kerjanya memiliki kecakapan luar biasa. Bukan hanya penyelamnya tetapi para Rigger atau teknisi pengikat beban memiliki kemampuan diatas rata-rata.  

Meskipun dapat  dijadikan contoh dalam pelaksanaan operasi pengangkatan kapal selam yang karam, KURSK Tenggelam dikedalaman yang relatif dangkal yaitu 108 meter 'saja' dibawah permukaan laut. Bandingkan dengan NANGGALA yang tenggelam dikedalaman 838 meter. Kedalaman keduanya sangat berbeda terutama pada tekanan air yang dihadapi sedangkan suhu laut bali dan laut barrings meskipun dalam keadalaman berbeda namun akan berkisar di 1 -- 4 derajat Celsius dibawah sana.

Dengan teknologi yang ada pengangkatan KURSK memanfaatkan apa yang dinamakan 'Saturation Diving' atau penyelaman jenuh yang memanfaatkan tabung penyesuaian tekanan bagi penyelam yang akan melakukan pekerjaan dikedalaman 100 meter. Sangat sulit menjelaskan kepada orang awam dengan bahasa sederhana bagaimana metode saturation diving dilaksanakan.

Dalam saturation diving penyelam dipersiapkan dalam decompression chamber yaitu tabung berbentuk kapsul yang berisi ruang layaknya kamar selama dua hingga tiga hari sebelum penyelaman untuk menaikkan ambang batas tubuh terhadap tekanan. Sedikit demi sedikit penyelam didalamnya akan diberikan tekanan udara hingga mencapai tekanan yang diinginkan dalam hal ini mulai dari 1 atmosfir menjadi 10 atmosfir dan komposisi udara yang diberikan perlahan dirubah dengan menggganti unsur nitrogen menjadi unsur Helium sebagai pencampur oxygen.

Hebatnya Tuhan menciptakan manusia adalah mereka diberi kemampuan menyesuaikan diri jika kenaikan  tekanan disekitarnya  diberikan secara perlahan. Pada titik tekanan dalam decompression chamber telah sesuai dengan tekanan air bawah laut sekitar KURSK maka penyelam dapat dikirimkan ke lokasi tenggelamnya KURK beserta tabung kecil yang berisi tekanan yang sama. Sebagai perbandingan jika kita ingin menaiki kereta yang sedang berjalan dengan kecepatan 100 km per jam maka  untuk masuk ke pintunya kita harus menyesuaikan kecepatan saat kita memasuki pintu kereta, jika dengan kecepatan berbeda  kereta akan menyambar tubuh kita dan menghancurkannya.  

Tekanan air  pada KURSK adalah berkisar 10 atmosfir sedangkan tekanan NANGGALA berkisar 80 hingga 90 atmosfir atau delapan kali lipat.. Sayang seribu sayang dalam sejarah manusia belum pernah tercatat melakukan pekerjaan penyelaman pada kedalaman 800 meter atau lebih meskipun dengan metode saturation diving.  Dengan demikian pelaksanaan pengangkatan NANGGALA dengan menggunakan penyelam manusia adalah suatu  kemustahilan. Jadi sangat sulit membandingkan effort dan metoda yang digunakan  pada KURSK bila kita harus mengangkat NANGGALA.

Kembali ke NANGGALA. Sanggupkah pemerintah mengangkat kapal selam kebanggaan ini untuk dikirimkan kepangkalannya atau ke dermaga terdekat berikut dengan jasad para awak yang gugur  didalamnya. Hal itu kembali pada seberapa kuat restu dari  pihak keluarga, masyarakat dan semua perangkat di Republik ini terutama menyangkut restu penggunaan anggaran.

Selain anggaran, Kesabaran adalah kunci utama. Karena untuk mengangkat KURSK dari mulai kecelakaan hingga terangkat ke dermaga diperlukan waktu empat belas bulan buat perusahaan sekelas MAMMOETH & SMIT dengan biaya yang dikeluarkan ditahun 2001 adalah 1 triliun lebih.

Konon pemerintah lewat SKK Migas telah menentukan satu Diving Support Vessel-201 milik perusahaan swasta TIMAS untuk membantu mengangkat NANGGALA. Berat KURSK 17,000 ton sedang  NANGGALA 1,395 ton. Meskipun lebih ringan,  NANGGALA mutlak harus dibelah sedemikian rupa agar memiliki bobot  dibawah kapasitas Crane yang ada di kapal tersebut.  Pertanyaannya, bagaimana membelah kapal selam KRI NANGGALA 402 dibawah sana dengan aman sementara untuk melakukannya dengan tangan manusia langsung sangatlah tidak memungkinkan dan belum ada satupun putera Indonesia yang memiliki kecakapan untuk melakukan penyelaman Saturation diving.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun