Pengusaha adalah orang yang berani menitipkan uang atau produknya kepada orang atau pihak lain yang ia percaya. Pada satu titik, karena keterbatasan ia bahkan tak lagi memegang uangnya karena sebagian besar uangnya berubah menjadi produk ditangan orang lain.
Strategi terberat pengusaha adalah menentukan siapa yang akan dititipkan produknya hingga secepatnya  menjadi uang kembali yang berlipat dengan kewajaran sehingga kadang kesalahan terjadi saat menentukan.
Dan perlu diingat hanya yang bermental kuat yang bisa melakukan semua itu serta yang percaya bahwa rejeki harus dijemput dengan usaha. Lalu siapakah yang layak dititipkan oleh sang Pengusaha?
Mereka yang pandai menjual?
Mereka yang punya banyak jaringan?
Mereka yang berkapasitas besar?
Jawabannya iya tetapi bukan.
Mereka yang layak dipercaya oleh pengusaha adalah mereka yang baik, optimis, bermoral, mau berusaha dan jujur. Bahkan seorang pengusaha paling curang dan tak jujur sekalipun pun akan mencari mereka ini.
Tanpa itu mereka akan merebut hasil dan ide pengusaha, mereka akan fokus pada hasil dan tidak pada prosesnya. Menganggap kekayaan adalah hasil yang harus dicapai sesegera mungkin dengan cara apapun.
Lalu kenapa Allah menitipkan rejeki dunia kepada mereka yang tak jujur juga?
Itu semata karena ia Maha kaya, tak mungkin bangkrut dan Allah tak memusingkan hasil akhir karena ia fokus menilai proses dengan mengerahkan malaikat pencatatNya. Hasil akhir sepenuhnya ditangan Allah tak ada yang bisa mengintervensi.
Sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada pada berniaga atau berusaha dan untuk memasuki sembilan pintu itu harus memiliki satu prinsip:
"Nikmati rejeki dalam proses yang baik bukan pada hasil akhirnya karena setiap proses yang baik tak mungkin menghasilkan hal yang buruk"