Mohon tunggu...
Zahir Makkaraka
Zahir Makkaraka Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dalam segala hal

Lagi mencari guru dan tempat berguru!!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta di Antara Bara dan Embun (1)

13 Juni 2019   20:43 Diperbarui: 13 Juni 2019   22:26 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Mendengar kabar seperti itu,  kecemasan saat KKN nanti berkurang. 

Perbicangan kami berdelapan amatlah panjang dan tak jelas orientasinya. Senja berlalu tanpa sempat menyeruput dan menyelami indah jingganya. Azan maghrib yang berkumandang dari Masjid Terapung memisahkan kami. Malam kujelang.

***

Sebuah email masuk di smartphone seseorang. 

" Agen 3001, kamu akan terima misi pertamamu. Bersiaplah! "

Setelah membaca dan membalas  email tersebut,  orang tersebut segera menghapusnya. Sesungging senyum merekah.

***

Tak lama setelah tiba di kamar kos, handphone-ku berdering. Panggilan dari koordinator desaku yang memanggil. Aku mengiyakan dan bersedia berkumpul dengan teman seposko membahas keperluan selama KKN. 

Warung kopi dekat Stadion Mattoanging menjadi titik temu. Alasannya dekat dengan Toko Agung untuk kebutuhan ATK dan dekat Pasar Senggol untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Aku sedikit menggerutu dakam hatiku. Kenapa baru sekarang aku dihubungi.  Kenapa bukan saat di Pantai Losari tadi. Sekiranya dari sore atau maghrib tadi aku dihubungi, saya tidak perlu balik ke kos yang terletak di Abdullah Dg.  Sirua. Payah. 

Mungkin angka 8 begitu dekat denganku hari ini. Sore berkumpul dengan 8 karibku. Malam ini pun aku berkumpul dengan rekan seposko berjumlah 8 orang juga yang tak ada satupun yang kukenal. Janjian pun diwaktu pukul 8 malam. Aku sendiri yang berasal dari teknik, sendiri pula mahasiswa semester 9. Waktu pemilihan kordes,  aku memilih untuk sekadar jadi anggota saja. Aku ingin bebas. Banyak hal yang ingin aku kerjakan.

Warkop tempat ketemuan tak begitu ramai.  Dari belasan meja, hanya 8 yang berpenghuni.  Lagi-lagi angka 8.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun