Mohon tunggu...
Fauziyah Kurniawati
Fauziyah Kurniawati Mohon Tunggu... Penulis - A Genuine Dreamer

Struggling Learner / Random Writer / Poem Addict

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasidah Diam

18 Oktober 2020   10:09 Diperbarui: 18 Oktober 2020   10:15 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udara telah membawaku pergi ke ranahku yang baru. Aku kembali diperkenalkan dengan peradaban dan orang-orang baru. Di kota ini, di mana langit telah menuliskan Jeddah di depan mataku, akan kuperbaiki hidup dan pribadiku demi orang-orang yang mungkin masih beberapa tahun lagi akan menyambut kedatanganku. Ya... aku akan bersabar untuk itu.

Di sini, aku meraba-raba detik dan jam yang lambat. Aku mengkhidmati hari-hari agung yang meng-isyaratkan masaku yang akan datang. Di sini, aku berusaha keras mewujudkan tekad yang kubawa dari perkampungan rumahku.

Setelah lama kupatuhi keseriusanku, tiba-tiba aku melihat sosok wanita cantik bergelayut di pikiranku. Dia tak asing, aku pun terlalu mengenalnya. Zora Lianna. Rupanya aku merindukannya  setelah satu waktu yang kuhabiskan dengannya tiga bulan yang lalu. 

Untuk menepisnya, aku pun mencoba meneleponnya dengan menulis nomor teleponnya di layar ponselku. Tak lama, kudengar sayup suaranya yang agak serak.

"Halo, inikah kau, Al?" tanya Ra.

"Iya Ra. Ini aku. Bagaimana kabarmu?"

"Baik. Aku harap kau di sana juga baik-baik saja. Doaku selalu bersamamu."

"Terimakasih, Ra!"

Sekadar bertukar kabar dan rindu, aku dan Ra bertemu dalam frase suara meski dari jarak ratusan kilometer beberapa menit saja. Aku harap dengan begitu, dia bisa sedikit memberikan senyumnya kepada orang-orang setelah kudengar berita dari kawan-kawanku di sana bahwa seusai kepergianku, dia lebih banyak diam dan menyendiri daripada bersenda gurau dengan teman-temannya. Sungguh, aku kalut dibuatnya. Aku sempat menyalahkan diriku sendiri karena mengenalnya dan membuatnya nyaman bersamaku.

Maafkan aku, Ra.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun