Mohon tunggu...
Arum Butler
Arum Butler Mohon Tunggu... Administrasi - Just me.....

The Wallflower and The Wildflower Alumni Danone Blogger Academy Batch 1 Tahun 2017 www.arumsukapto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Totalitas Komitmen Pertamina Pulihkan Energi di Sulawesi Tengah

23 Oktober 2018   23:48 Diperbarui: 24 Oktober 2018   07:03 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Energi untuk Sulawesi Tengah (Dokpri)

Yang namanya bencana tentunya manusia tidak bisa melawan kehendak-Nya, seperti Gempa berkekuatan 7,7 Skala Ritcher (SK) yang mengguncang Sulawesi Tengah diikuti dengan terjangan tsunami yang menyapu kota Palu-Donggala pada Jumat sore, 28 September 2018.  Ditambah fenomena alam yang masih awam bagi kita semua yaitu Likuifaksi dimana segala sesuatu yang ada dipermukaan tanah Petobo ditelan bumi.

Keadaan Palu-Donggala pasca gempa-tsunamo sangat memprihatikan dan semua warganya fokus mencari kerabat, sanak saudara yang terpisahkan.   Namun sayangnya semua fasilitas umum dan infrastruktur tidak beroperasi baik karena rusak ataupun tidak ada petugas operasional until melayani warga, seperti yang dialami Pertamina. Penerangan gelap gulita menjadikan Palu-Donggala lumpuh total.

Malam itu juga Pertamina langsung mengaktifkan Crisic Center untuk mengidentifikasi dampak bencana terhadap Terminal BBM Donggala yang terletak di pesisir/tepi laut yang terhantam tsunami, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE), Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dan sejumlah lembaga penyalur BBM dan LPG.

BBM sebagai sumber Energi Utama bagi warga Palu-Donggala

"Pada saat kondisi krisis yang terpenting itu adalah energi." kata Arya Dwi Pramita selaku External Communication Manager Pertamina saat acara Nangkring Kompasiana bertemakan Energi untuk Sulawesi Tengah.

Memang yang diteriakan pertama kali dalam kondisi krisis untuk daerah bencana adalah energi, oleh karena itu malam itu juga Personel Pertamina disekitar lokasi yang tidak tertimpa bencana mulai berkeliling keluar masuk rumah sakit dan posko pengungsian untuk mencari petugas operator dan pemilik SPBU yang bisa beroperasi segera mungkin.

Pencarian ini dilakukan karena akses komunikasi tidak ada, sedangkan energi sangat dibutuhkan segera.  Meskipun dalam kondisi berduka dimana 50% personel Pertamina yang belum bisa dihubungi karena fokus mencari keluarga, namun personel Pertamina yang stand by mulai bergerak cepat memenuhi komitmennya  dalam penyediaan BBM  di Palu-Donggala. 

Korban gempa tsunami sangat memerlukan BBM untuk pasokan listrik/penerangan di daerah bencana dan juga untuk membantu korban yang tertimbun bangunan menggunakan alat berat yang membutuhkan BBM.  Sedangkan LPG dibutuhkan posko pengungsian untuk memenuhi persediaan makanan korban bencana gempa tsunami di Palu-Donggala.

Relawan Pertamina kirim bantuan logistik dan salurkan BBM

Dalam penjelasannya, Bapak Arya mengungkapkan bahwa 2 tim relawan Pertamina Peduli berangkat menuju Sulawesi Tengah sehari setelah gempa-tsunami (29/9/18) menggunakan jalur darat, laut dan udara. Semua digerakkan dengan prioritas memberikan pertolongan kepada korban gempa tsunami di Palu-Donggala

Untuk jalur laut menggunakan Kapal TNI KRI Makasar memberangkatkan 7 relawan beserta bantuan logistik, sedangkan jalur darat, Tim Pertamina Peduli memberangkatkan 8 relawan dengan membawa bantuan logistik.  Memang tujuan utama supaya bantuan logistik bisa mampu membantu berbagai kebutuhkan utama saat itu bagi saudara-saudara kita di Palu-Donggala.

Tepat hari kedua setelah gempa-tsunami (30/9/18) Terminal BBM Donggala mulai dioperasikan oleh Pertamina dan menyalurkan 6 mobil tangki kapasitan 16KL ke 4 SPBU di Palu.  Total SPBU di Palu ada 17, namun ada 2 SPBU yang rusak berat.  Sigi memiliki 2 SPBU dengan kondisi akses jalan rusak berat dan susah untuk dijangkau transportasi darat.   

Apapun kondisinya, Pertamina bener-bener berkomitmen untuk pulihkan energi di Sulawesi Tengah baik melalui jalur darat, laut dan udara.

Penyaluran BBM melalui jalur udara dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2018 menyalurkan solar dengan kapasitas 4.000 liter menggunakan air tractor selama 3 hari (3/10/18) dengan total solar 12.000 liter.  Air tractor terbang melalui bandara Tarakan, dan pesawat inilah yang khusus membawa BBM ke daerah yang sulit dijangkau melalui darat.(harga BBM diseluruh Indonesia sama dengan menggunakan air tractor saat penyalurannya)

Untuk jalur laut, Pertamina memberangkatkan 4 kapal tanker dari Balikpapan Kalimantan Timur dengan membawa 11 juta liter BBM(2/10/18).  Petugas Pertamina juga memikirkan bagaimana memindahkan BBM dari kapal tangker ke mobil tanki menggunakan selang, kemudian penyaluran dari TBBM Donggala menuju SPBU berkoordinasi bersama POLRI dan TNI. 

Dari TBBM Plumpang Jakarta juga diberangkatkan 12 mobil tangki BBM, 1 mobil tangki Avtur dan 26 orang awak mobil tangki, termasuk seluruh alat SPBU Portable dan dispenser engkol.   Tepat tanggal 5 Oktober 2018 telah hadir 110 operator SPBU dan 39 operator SPBE dari seluruh Indonesia dan bertahap SPBU portable mulai dioperasikan untuk mengatasi antrian panjang di SPBU Palu-Donggala.  Keadaan darurat seperti ini dikenal dengan nama RAE System yang biasa diterapkan pada perusahaan oil & gas.

Kendala penyaluran BBM tidak menghentikan langkah Pertamina, berbagai cara diupayakan supaya BBM tersalurkan di Palu-Donggala.  Penyaluran BBM bertahap pelan tapi pasti bisa terpenuhi menjadi motor kehidupan saudara kita di Palu - Donggala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun