Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Publik Figur, Netizen, dan "Cancel Culture"

23 Februari 2021   14:11 Diperbarui: 27 Februari 2021   07:40 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi laptop yang hampir tertututp. (sumber: pexels.com)*

Sebenarnya untuk masalah cyber bullying ataupun penghinaan itu juga tidak dibenarkan namun mau bagaimana lagi sementara banyak jari yang tidak bisa dibendung bukan? jelas sekali dan ini memang sekali lagi merupakan resiko publik figur.

Elemen masyarakat terutama di dunia maya melalui internet juga menjadi komponen penting. Karena memang elemen masyarakat yang memakai media sosial lah yang turut partisipasi dalam hukuman sosial. 

Elemen masyarakat ini dikenal sebagai netizen yang terbagi banyak klasifikasi seperti fans, haters dan orang netral sebagai user saja. 

Berbagai tingkah laku netizen itu sangat beragam sehingga seorang publik figur tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Mengapa? karena ada haters dan jika berbuat kesalahan maka ada kelompok yang kecewa alias fans menjadi haters.

Lalu apa itu haters? haters itu secara definisi pembenci yang bersifat buta terhadap pribadi, karya dan semua yang dilakukan oleh publik figur. Haters lekat dengan istilah 'haters gonna hate' yang berarti haters akan bertugas membenci. 

Namun haters kadang bukan selalu sekedar menjadi pembenci namun lebih kepada mengkritisi yang umumnya netizen yang netral. 

Dalam suasana normal saja, kadang reaksi selalu berlebihan dan apa yang terjadi jika publik figur membuat kesalahan, skandal, kasus kriminal atau apapun yang merugikan? sudah bisa ditebak.

Dalam pembahasan semua netizen biasanya lebih berbau bullying dan satir serta sarkas. Berbagai bahasan pribadi publik figur, perilaku, jejak digital juga menjadi sasaran yang tak luput dari keganasan netizen. 

Salah satu contohnya adalah cancel culture yang berarti menyingkirkan seseorang melalui kegiatan berhenti mendukung, memboikot dan menghilangkan pengaruh terhadap seseorang akibat perbuatan masa lalunya yang cenderung ofensif serta bermasalah. 

Bentuk boikot dan penghentian mendukung lebih kepada karyanya, karir, keberadaannya serta apapun potensi dari seseorang tersebut. Cancel culture kadang diartikan sebagai hukuman alamiah alias sanksi sosial namun disisi lain bisa jadi mematikan jalan hidup masa depan seseorang yang bisa saja berubah lebih baik.

Setelah peristiwa tersebut memang ada beberapa ucapan atau komentar netizen yang menanyakan apakah karirnya akan tamat? bisa jadi Ya dan bisa jadi Tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun