Berbagai kejengkelan, pengalaman dan hal yang disembunyikan dikeluarkan dengan bersama-sama. Ada tipe rekan yang memang seakan memulai memanas-manasi, ada pula yang menjadi penggembira alias pemberi tawa dan ada pula yang hobi bicara serius. Apa yang terjadi jika Mereka satu meja? jelas sekali, atasan akan menjadi topik santapan Mereka pada jam-jam break.
Budaya ini bisa dihilangkan jika atasan memang terbuka dan setelah jam kerja mengajak rekan-rekan karyawannya untuk mencairkan suasana. Tapi hal ini akan mentah jika berhadapan dengan atasan yang cenderung kaku. Jadi, budaya ini akan terus berlanjut karena 'unek-unek' akan tersimpan dan berlanjut setiap harinya. Memang agak sulit jika Kita harus memasang wajah ramah namun dibelakang bersama rekan-rekan lainnya Kita sangat berbeda 180 derajat.
Dimanapun, kapanpun dan bersama siapapun memang aksi reaksi akan terjadi. Terlebih suatu lingkungan itu terdiri dari berbagai orang yang Kita pun tidak akan bisa menyatu dengan semuanya. Pastilah akan ada reaksi yang terjadi dan menyikapinya pun sudah harus bijak. Menanamkan sikap evaluasi diri itu penting jika ingin menghilangkan budaya seperti ini.Â
Ini tergantung persepsi masing-masing tetapi ada kalanya berbicara dibelakang itu kurang fair. Untuk yang setuju dengan pendapat paragraf tentang aksi-reaksi pastinya sebagai karyawan namun perlu diingat bahwa jangan jadikan obrolan-obrolan liar ini sebagai kebiasaan. Sampaikanlah sehingga atasan akan mengevaluasi dirinya dan kebiasaan ini tidak akan berlanjut.