Mohon tunggu...
Muhammad Azry Zulfiqar
Muhammad Azry Zulfiqar Mohon Tunggu... Ilustrator - Independent Writer

Coffee, Fee, Fee muhammadazry34@gmail.com Blog: https://horotero.wordpress.com/ Bekerja dan mencuri waktu berselingkuh dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bisakah Masa Pandemi Membuat Kita Menjadi Ablutomania?

14 Januari 2021   11:09 Diperbarui: 14 Januari 2021   11:28 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ablutomania adalah sebuah gangguan kejiwaan atau psikologis yang membuat seseorang selalu ingin bersih dan steril dimanapun dan kapanpun. 

Dengan kata lain, kotor adalah musuh terbesar dan paranoid akan penyakit serta bakteri dan virus yang harus di bersihkan segera. Penderita ini juga akan sesering mungkin mencuci tangan, mandi dengan intensitas waktu tinggi serta protektif kapan pun dimanapun. Penderita ini juga menganggap bahwa hampir tidak ada tempat yang bersih dan aman dari kotoran.

Di masa pandemi ini, semenjak tahun 2020 kemarin Kita memang diwajibkan mencuci tangan, menjaga jarak, mengenakan masker dan faceshield serta dilarang berkerumun. 

Larangan-larangan itu memang wajar karena disisi lain, virus covid 19 atau corona memang sudah menjangkiti banyak orang dan memakan korban jiwa alias nyawa. Berbagai lembaga, pemerintah, instansi kesehatan serta komponen masyarakat maupun influencer juga mengkampanyekan agenda kebersihan ini.

Disisi lain, jauh dan sangat jauh dari masa pandemi memang ada banyak pengidap ablutomania yang memang sudah tahu tentang kiat-kiat bersih yang dikampanyekan. Mereka pastinya akan sama dan bahkan lebih protektif mengingat masa pandemi yang menyerang dunia dan berbagai negara. 

Namun bagaimana dengan orang-orang pada umumnya yang non ablutomania? apakah Mereka menjadi protektif dalam kesadaran diri? apakah Mereka bisa menjadi Ablutomania? atau bahkan sama saja? Semuanya terbagi dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Ada yang sudah menerapkan perhatian hidup sehat dan ada juga yang menjadi ablutomania bahkan ada juga yang sama saja tidak peduli. Mengingat Ablutomania merupakan gangguan psikologis yang berlebihan, apakah normal saja jika banyak orang menjadi seperti itu? mengingat saat ini sedang masa pandemi? 

Protektif memang normal namun kadar-kadarnya juga harus normal. Penderita ablutomania bahkan sampai mandi berkali-kali dan menghabiskan banyak tisu setiap Mereka memegang suatu objek! Mengingat masa seperti ini juga sepertinya terasa normal namun apakah Mereka akan seperti ini dimasa pandemi saja ataukah sesudah pandemi ini berakhir Mereka akan seperti itu? tidak ada yang tahu.

Pertanyaan utamanya memang apakah masa pandemi ini benar-benar bisa mengubah pola kebersihan seseorang? bagaimana jika sampai pada kadar ablutomania yang memang dari definisinya adalah gangguan psikologis? Bisa iya bisa tidak, karena yang namanya gangguan itu sangat lekat kaitannya dengan trauma masa lalu dan paranoid atau rasa takut yang berlebihan. 

Bagaimana tidak, kematian tentang virus yang menyerang ini selalu muncul dalam headline dan berbagai platform. Bagi orang yang tidak kuat dan tidak memiliki kemampuan untuk merespon baik berita ini pastilah akan berdampak kepada perilaku orang tersebut.

Respon otak tempat masuknya hal-hal yang diresapi oleh mata akan membuat sikap dengan seketika. Ditambah lagi jika lingkungan sekitar yang sedang mendukung apapun yang dilihat dalam berita setiap hari menjadi semakin kuat untuk menuju ke arah ablutomania. 

Sebenarnya dan faktanya bahwa manusia tidak bisa bersih setiap detiknya karena ada potensi bakteri dan kotoran. Bahkan menurut penelitian, tangan dan ponsel itu pun mempunyai kadar kotor yang sangat tinggi. 

Inilah yang membuat penderita ablutomania merasa bahwa ini harus menjadi perhatian yang dimana ada kelanjutan yang Mereka belum baca bahwa yang terpenting adalah bagaimana kesadaran kebersihan dan mencuci tangan namun tidak dianjurkan atau tidak tertulis harus berlebihan. Para penderita ablutomania akan menanggapi hal yang bersifat berbahaya dan ketakutan secara berlebihan dahulu dan kadang tidak membaca paragraf selanjutnya. 

Namun, lebih utamanya kesehatan itu bergantung kepada bukanlah didasarkan kepada ketakutan. Karena untuk apa sehat jika kondisi mental tidak stabil? sehat itu memiliki lingkup jiwa dan raga sehingga ketakutan pun bisa dihindari. Pikiran dan fisik yang bersinergi bisa melawan ketakutan sehingga dalam kondisi pandemi yang tidak normal ini Kita masih tetap normal. 

Dalam masa pandemi, perlu disikapi dengan waspada bukan ketakutan. Lagipula, untuk Ablutomania memang sedikit mengganggu karena ketika Kita over protektif dan membersihkan diri secara berulang-ulang akan membuat Kita stress dan ketakutan serta merepotkan. Sejatinya penyakit dan wabah bisa dihindari dengan tidak bersikap seperti ablutomania. Tanamkan bahwa bersikap ablutomania akan membuat Anda semakin kerepotan dari luar dan dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun