Mohon tunggu...
Arjeli Syamsuddin
Arjeli Syamsuddin Mohon Tunggu... Buru Serabut, CSR -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Catatan 'tuk Si Puan, Si Udin

18 April 2017   14:47 Diperbarui: 18 April 2017   15:13 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: beritabali.com


 Selepas biru, pakaian bawah mu,
 Udin,.... tak pantas tontonkan dengkul lancipMu,..
 Karena suara jakun menonjol sudah...

 Puan pun sama,..... kulit melepuh pori merekah....
 Tak pantas dia main kelereng, Pandangi saja sulam berbingkai di dinding kamarMu
 Ibu mu lahirkan sabar dan telaten dari moyang mu...

 Udin ....
 NamaMu saja doa leluhurmu....
 Pantang Mu,..tumpahkan periuk orang lain...
 Tumpahkan periukMu pada bukan hak mu...
 Jalanan memang ganas, jangan kau hirup udaranya..
 Jangan kau cicipi diam diam...

 Puan...
 Suci mu harus kau jaga....
 Biarlah zaman pandai menggoda...asalkan puan Mu terbungkus rapi....

 Udin....
 Jangan kau dekati puan....apalagi taburkan noda...
 Sadar lah Din, Pandangi puan puan leluhurmu,
 mereka tumbuhkan kulit serta serat daging mu,... tengkorak dan tulang belulang mu...

 Puan dan Udin....
 Cobalah sedikit melongok ke angkasa biru...
 Hamparan hijau...sepoi kau helah lebih lama...
 Tahtamu bertiang suci bungkusmu...
 Hak dan bathil jadi cermin tradisimu...
 Sampai waktu mu nanti, kau reguk nikmat tanpa rasa bersalah....

Itu Ku pinta…

Macan Lindungan, (17417)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun