Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Memang Wanita Cantik Seperti Itu Wataknya?

30 Desember 2019   16:57 Diperbarui: 30 Desember 2019   16:59 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat dia menatap saya. Lalu diraihnya gelas dari atas meja. Tampak dia seperti orang yang kehausan. Air segelas langsung tandas.

"Waktu itu kamu memangnya tidak tahu?" dia malah balik bertanya.

"Masalah hubungan kamu dengan dia?"

Ia mengangguk. Sedangkan saya mengeleng-gelengkan kepala. Sungguh. Saat itu saya tidak peduli dengan hubungan antara keduanya.

"Seusai mengikuti pendaftaran masuk di Unpad, aku sadar. Ternyata selama itu dia tidak bersungguh-sungguh mencintaiku. Dia hanya memanfaatkan otakku saja. Setiap ada ulangan harian, dan saat ujian akhir di SMA, nilai yang kami -- aku dan dia, terima hampir selalu sama. Karena aku selalu menolongnya. Memberi contekan jawaban setiap soal mata pelajaran.

Sehingga ketika pengumuman kelulusan, kamu mungkin masih ingat. Aku ranking satu, dan dia ranking dua. Padahal semua teman-teman kita pun tahu, walaupun dia anak seorang kolonel, dan hartanya melimpah, certa memiliki paras yang lumayan cantik, tapi otaknya 'kan otak udang.

Bukti dia hanya memanfaatkan aku, terkuak saat kami berdua di kota Bandung. Selama dua hari berada di sana. Ada perubahan drastis pada dirinya. Dia tampak tak mau lagi dekat denganku. Demikian juga saat berangkat ke kampus di jalan Dipati Ukur, seorang mahasiswa senior membonceng dia di atas vesvanya.  Sementara aku naik angkutan kota. Setelah aku selidiki, ternyata mahasiswa itu sudah jadi tunangannya sejak di bangku kelas satu SMA.

Hal itu juga yang mengurungkan aku untuk melanjutkan pendidikan di Unpad. Selanjutnya aku memilih untuk kuliah di Jakarta saja. sambil membawa hati yang kecewa, tentu saja. Untunglah aku tidak larut dengan perasaan itu. sebagai anak tunggal, aku ingin membahagiakan orang tua. Sampai akhirnya terj\gapai juga apa yang aku cita-citakan.

Kendati begitu, sampai hari ini terkadang muncul syak-wasangka, bahwa wanita cantik banyak yang memanfaatkan parasnya untuk keuntungan dirinya sendiri. Sebagaimana teman SMA yang aku pacari itu.

Apa benar dugaanku itu?'

Saya tak bisa menjawabnya kalau dia men-generalisir wanita cantik memiliki watak demikian. Tokh tidak sedikit wanita yang selain berparas cantik, juga memiliki kecerdasan yang mumpuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun