Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Please, Bu Susi Jangan Baper, Maklum Pak Edhy Sedang Caper

15 Desember 2019   11:27 Diperbarui: 15 Desember 2019   11:31 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susi Pudjiastuti dan Edhy Prabowo - Tribunnews.com

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, sepertinya keukeuh dengan pendiriannya. Menolak wacana bibit lobster yang direncanakan akan diekspor,  dan jangan sampai dilaksanakan oleh penggantinya, Edhy Prabowo.

Urang Pangandaran itu menyampaikan penolakannya melalui akun Twitternya @susipudjiastuti. Sementara rencana politikus partai Gerindra tersebut, sudah mendapat restu dari Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.

Pemilik maskapai penerbangan Susi Air tersebut mengatakan, lobster belum bisa di-breeding in house atau budidaya ternak. Semua bibit lobster saat ini, kata dia, berasal dari alam.

"Negara lain yang punya bibit tidak mau jual bibitnya. Kecuali kita, karena bodoh," cuit Susi di Twitter, Jakarta, Jumat, 13 Desember 2019.

Menurutnya, budidaya lobster di Vietnam hanya membesarkan, tidak ternak secara langsung. "Dan hanya dari Indonesia mereka bisa dapat (bibit), lewat singapura atau yang langsung," ujarnya.

Lebih lanjut Susi mengatakan, lobster yang bernilai ekonomi tinggi, tidak boleh punah hanya karena ketamakan menjual bibit. Bahkan, kata dia, ada yang menjual bibit dengan harga tidak sampai satu per seratus dari harga pasaran di luar negeri.

Menyimak perseteruan antara Susi dengan Edhy, sepertinya tak akan medapatkan titik-temunya. Bahkan tidak menutup kemungkinan hanya akan menjadi polemik berkepanjangan.

Oleh karena itu, kalau boleh memberi saran, sebaiknya Ibu Susi tidak harus berteriak-teriak lagi. Sebab percuma saja, dan hanya akan menghabiskan energi belaka.

Please, Madam. Publik banyak yang mendukung kebijakanmu saat menjadi bagian dari Kabinet Kerja Jokowi-JK. Meskipun kebijakan Anda mendapat penolakan dari Pak Luhut B. Panjaitan, maupun dikritik Wakil Presiden Jusuf Kalla kala itu.

Terlebih lagi saat ini menteri yang mengganti kedudukan Anda, Edhy Prabowo mengobrak-abrik hampir seluruh kebijakan anda. Mulai dari merubah kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan, perombakan pejabat di internal KKP, dan merencanakan ekspor binit lobster yang dulu dilarang oleh Anda.

Bu Susi sudah tidak punya kekuasaan lagi saat ini. Sama halnya dengan nelayan. Juga rakyat awam.

Sebaiknya kita saksikan saja dengan yang punya kekuasaan akan dilakukan. Lalu kita saksikan juga akhir dari kebijakannya itu.

Apakah benar akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, atawa justru sebaliknya malah semakin menyengsarakan saja.

Allah ora sare, Bu. Dan janjiNya selalu nyata. Sebagai orang yang yakin dengan kekuasaanNya, tidak hanya kelak di akhirat, masih di dunia ini saja pada akhirnya akan diperlihatkan kebenaran dan kesalahan perbuatan seseorang.

Ibu Susi tidak sendirian. Di belakangmu publik banyak yang mendukungmu. Oleh karena itu, sebaiknya Bu Susi duduk manis saja. Sambil menikmati indahnya pantai laut selatan, ditemani keluarga sekalian.

Biarkanlah mereka yang baru saja mendapat kursi kehormatan, dan sudah begitu lama diimpikannya. Tokh, publikpun maklum. Paling-paling -- sebagaiman biasa pendatang baru, sedang mencari panggung. Agar mendapat perhatian publik.

Bukankah wacana ekspor bibit lobster saja yang menyambut dengan suka-cita cuma para pengusaha belaka. Iya, mereka yang hanya mengejar profit demi pundi-pundi keuntungan yang hanya akan masuk ke kantong dirinya sendiri.

Publik pun sudah maklum.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun