Mohon tunggu...
Abahna Gibran
Abahna Gibran Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pembaca

Ingin terus menulis sampai tak mampu lagi menulis (Mahbub Djunaedi Quotes)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ahok Tidak Cocok Jadi Komisaris Utama Pertamina?

24 November 2019   01:43 Diperbarui: 24 November 2019   02:20 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.kompas.com

Jum'at (22/11/2019) Menteri BUMN, Erick Tohir, menyatakan mantan Gubernur DKI Jakarta BTP (Basuki Tjahaja Purnama), atawa yang dulu lebih dikenal dengan sapaan: Ahok akan menjabat Komisaris Utama Pertamina.

Sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 pasal 33, bahwa Pertamina menjadi pusat perusahaan pengelola sumber daya energi.  

Bisa jadi hal tersebut yang menjadi salah satu pemicu banyak pihak yang tidak suka, atawa lebih jelasnya menolak mantan Bupati Belitung Timur itu ditabalkan sebagai petinggi perusahaan pelat merah yang memiliki aset yang bikin 'ngiler' mereka yang mata duitan.

Betapa tidak, dikutip dari Kompas.com, sebagai Komut Pertamina, diperkirakan gaji yang akan diterima BTP dalam kisaran Rp 3 milyar.

Sehingga suka maupun tidak, mereka yang menolak kehadiran mantan suami Veronica Tan di ranah publik, semata-mata karena merasa iri dan dengki. Lebih tepatnya, tidak suka melihat Ahok yang selalu mendapat 'aplaus' dari masyarakat yang merindukan kejujuran, dan ketegasan seorang pejabat, dianggap akan menjadi batu sandungan untuk melakukan praktik-praktik kecurangan.

Apa lagi dengan status mantan narapidana yang didakwa sebagai penista agama, kedengkian mereka pun semakin menjadi-jadi. Seperti yang diungkap seterunya, kelompok PA 212. Pengangkatan Ahok sebagai petinggi BUMN, lagi-lagi agama pun dibawa-bawa. Diklaimnya pengangkatan tersebut telah melukai hati umat Islam.

Sementara itu, Rizal Ramli, mantan menko Perekonomian, sampai melecehkannya dengan ungkapan yang menyerempet isu SARA. Dikatakannya, Ahok itu sekelas pasar Glodok.

Sebagaimana sudah diketahui masyarakat, Glodok merupakan satu kawasan di kota Jakarta yang mayoritas warga penghuninya adalah keturunan Cina. Lalu jika dikaitkan dengan sebutan pasar, yakni sebagai pusat perdagangan, alangkah naifnya seorang Basuki Tjahaja Purnama dipandang hanya sebagai pedagang di kios-kios pasar Glodok sana.

Ahok Diancam Akan Dipecat

Lain lagi dengan tanggapan politikus partai Gerindra, Andre Rosiade, selain mengungkapkan, bahwa BTP tidak memiliki integritas, juga gayanya yang suka petantang-petenteng, dan bicaranya yang suka melontarkan kata-kata kasar, dan kotor sebagaimana saat Ahok memimpin Jakarta.

Hanya saja Andre mengakui, kewenangan untuk mengangkat Komisaris Utama Pertamina ada di tangan Menterri BUMN.

Akan tetapi Anggota DPR RI bidang industri, investasi, dan persaingan usaha itu mengingatkan, bahkan terkesan kental dengan ancaman, bahwa apabila Ahok tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, pihaknya di Komisi VI siap merekomendasikan ke Menteri BUMN Erik Tohir untuk dipecat.

Di sinilah masalahnya. Sepertinya semua alasan, atawa argumen mereka yang menolak Ahok diangkat sebagai petinggi di perusahaan energi BBM tersebut sama sekali tidak mendasar, atawa sesuatu yang berangkat dari ketidaksukaan terhadap integritas personal mantan Bupati Belitung Timur itu.

Karena justeru sebaliknya sebagian besar publik di negeri ini, tidak hanya di DKI Jakarta belaka, yang merindukan sosok pejabat publik yang memiliki watak tegas dan jujur, serta tidak bisa diajak kongkalingkong, sangat dibutuhkan di negeri ini. Negeri yang sudah akut bin kronis karena tabiat sebagian besar pejabatnya yang korup.

Terlebih lagi polemik ketidaksukaan terhadap pengangkatan BTP, sepertinya percuma saja, tak ubah bak pedagang obat di pasar. Belum juga Ahok melaksanakan tugasnya, riuh-rendah yang menolak dan menuding tidak berintegritas sudah ramai disuarakan.

Sepertinya akan lebih arif dan bijaksana apabila kita tunggu saja, bagaimana kinerja mantan narapidana penistaan agama tersebut. Apabila memang tidak becus, apa susahnya -- seperti yang dilontarkan Andre Rosiade, dipecat saja.

Namun kalau Ahok mampu bekerja dengan baik, dan bisa meningkatkan penghasilan negara secara signifikan, apakah para pembencinya akan berhenti bernyanyi, atawa justru akan terus mencoba untuk mengorek-orek, dan mencari kesalahannya?***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun