Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara Longgarnya Persyaratan dan Euforia yang Berlebihan

9 Maret 2022   10:56 Diperbarui: 9 Maret 2022   10:58 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerumunan orang (Sumber: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Dengan diberlakukannya pelonggaran syarat  bagi pelaku perjalanan domestik, begitu tampak jelas disambut dengan euforia penuh suka cita. Bak narapidana saja yang baru bebas dari penjara laiknya.

Pemerintah, melalui Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Panjaitan, telah melonggarkan persyaratan bagi pelaku perjalanan domestik. 

Mereka yang telah melaksanakan vaksinasi lengkap, tidak perlu lagi menunjukkan hasil tes antigen, maupun polymerase chain reaction, alias tes PCR negatif saat menggunakan moda transportasi darat, laut, maupun udara.

Bagi para pelaku perjalanan domestik, tampaknya hal itu merupakan angin segar, terutama bagi para pebisnis, atau juga yang hobi traveling. 

Paling tidak perekonomian yang belakangan ini sudah sedemikian terpuruknya, akan menggeliat kembali. Demikian juga halnya kejenuhan setelah sekian lama terkungkung di sekitar rumah saja, akan dapat segera sirna setelah berada di destinasi impiannya.

Tidak hanya itu saja. Seiring pelonggaran syarat perjalanan tersebut, pemerintah pun ternyata telah mengeluarkan izin bagi penyelenggaraan kompetisi olahraga yang dapat dilangsungkan dengan kehadiran penonton dengan jumlah hingga 100 persen.

Ketentuan tersebut diatur melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level 4, 3, dan 2 Covid-19 di wilayah Jawa-Bali.

Instruksi Mendagri yang diteken 7 Maret 2022 itu mengatur kompetisi olahraga dengan penonton dapat digelar di daerah berstatus PPKM level 3, 2, dan 1.

Jumlah penonton diizinkan dari 50 persen hingga 100 persen dari kapasitas, dengan syarat penonton sudah mendapatkan vaksinasi booster.

Hal ini pun bisa jadi tidak terlepas dari kebijakan dilonggarkannya aturan syarat pelaku perjalanan domestik juga. 

Sementara pertimbangan pemerintah dalam pelonggaran peraturan tersebut adalah selain telah banyaknya masyarakat yang telah melaksanakan vaksinasi lengkap, kondisi Covid-19 yang dari hari ke hari terus melandai, juga berdasarkan masukan dari para epidemiologi.

Sehingga dengan demikian, even balapan MotoGP di sirkuit Mandalika yang akan digelar 20 Maret nanti, maupun gelaran turnamen sepak bola Liga 1 yang tengah berlangsung di Bali, sudah dipastikan akan kembali diserbu penonton, dan tidak hanya menonton lewat siaran langsung dari televisi saja.

Akan tetapi, di tengah euforia ini pula muncul perasaan skeptis, yang dibarengi kekhawatiran munculnya kasus positif Sebagaimana yang pernah terjadi dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua tahun 2021 kemarin. Betapa banyak atlet maupun penonton yang positif terpapar pandemi Covid-19 saat itu.

Bahkan berdasarkan data Satgas Covid-19 sendiri, per 8 Maret kemarin tercatat 30.148 kasus baru, naik tinggi dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 21.380.

Sehingga dengan demikian kita tidak boleh terjebak dalam euforia ini. Demikian juga pemerintah jangan sampai berdiri di atas dua posisi yang saling bertolak belakang.

Bagaimanapun bangkit dari keterpurukan adalah suatu keniscayaan. Terlebih lagi dengan agenda pembangunan yang harus diselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan, maupun hutang luar negeri yang semakin besar.

Akan tetapi faktor nyawa manusia pun jangan dijadikan sebagai tumbal. Kerumunan penonton di sirkuit Mandalika, maupun di stadion sepakbola yang menggelar Liga 1 jangan sampai memakan korban.

Oleh karena itu, pemerintah perlu untuk tetap bersikap tegas dalam menerapkan disiplin protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Jangan sampai ada pembiaran terhadap masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan dalam kerumunan, maupun yang tengah melakukan perjalanan. Aturan harus ditegakkan. Jangan tebang pilih dan ada rasa sungkan.

Sebaliknya masyarakat sendiri tidak perlu terlalu berlebih-lebihan menyambut pelonggaran ini. Paling tidak jangan pernah lengah, dan mengabaikan segala ketentuan yang berlaku dalam masa pandemi Covid-19 ini.

Pilihannya hanya satu. Kalau ingin melakukan perjalanan, atau masuk ke dalam kerumunan, protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan.

Itu saja. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun