Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Akang Mau Makan Dulu atau Mau Tunggang Dulu?

14 Desember 2021   13:33 Diperbarui: 14 Desember 2021   13:38 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gaya.tempo.co 

Wanita di mata pria terkadang seringkali dinilai rumit. Hampir setiap omongannya bermakna ganda,  bahkan terkadang lebih.

Selain itu, tingkah lakunya pun sulit ditebak arahnya. Mereka memperlihatkan wajah cemberut di depan pasangannya. Sejurus kemudian mereka bisa tertawa riang bareng temannya. 

Namun, kelakuan khas kaum wanita itu bertambah parah ketika orang yang suka ngomong Inggris-ingrisan menyebutnya PMS (Premenstrual Syndrome)itu, alias gejala tatkala menjelang datangnya "tamu" bulanan. Iya, orang yang makan sekolahan bilangnya menstruasi itu tuh!

Sebagaimana yang dirasakan Kang Eman. Sudah tiga hari ini istrinya, Bi Kenoh, uring-uringan. Diajak bicara, boro-boro menjawab, eh malah cemberut sambil buang muka (bukan ke tempat sampah lho) seraya angkat kaki menuju dapur.

Begitu masuk, pintu dapurnya ditutup kembali dengan keras. Kang Eman yang baru tiba dari sawah pun cuma bisa menghela nafas.

Kang Eman maklum. Memang setiap datang bulan Bi Kenoh wataknya suka berubah seperti itu. Uring-uringan, dan marah-marah tidak jelas duduk perkaranya.

Sebagai seorang suami yang baik, Kang Eman tidak pernah tersinggung. Walaupun seperti saat itu, dirinya baru pulang dari sawah. Selain merasa capek, lapar dan haus pun dirasakannya pula. 

Biasanya Bi Kenoh kalau tahu suaminya pulang bekerja seharian, buru-buru menyediakan nasi dan lauk-pauknya. Malahan kalau mood-nya sedang rileks, terkadang Kang Eman disambutnya dengan berseloroh bercampur gurauan.

"Kang, mau makan dulu, atau mau tunggang dulu?"

Maksud kata "tunggang", bisa juga bermakna "naik". Bagi orang yang sudah dewasa tentunya paham dengan maksudnya. Iya, naik ke ranjang... Hehehe...

Tapi di saat datang bulan, hadeuh! 

Kang Eman cuma bisa menghela nafas sambil garuk-garuk kepala.

Padahal saat itu libidonya sudah di ubun-ubun. Soalnya selama satu minggu sebelum Bi Kenoh datang bulan, Kang Eman kebetulan tidak ada di rumah. 

Sebagai seorang buruh tani, dirinya mendapat job, iya pekerjaan untuk mengolah sawah dari seorang juragan tanah yang tinggal di kampung yang lumayan jauh dari kampungnya. Sehingga selama seminggu ia harus berjauhan dengan istrinya.

Eh, pas pulang ternyata Bi Kenoh sedang datang bulan. Apa boleh buat, dengan sangat terpaksa Kang Eman pun harus berpuasa.

***

Sambil membuka pintu dapur yang tadi ditutup dengan keras oleh istrinya, tiba-tiba... Cling! Muncul ide untuk mengajak bercanda. Siapa tahu Bi Kenoh mau tertawa, dan tidak marah-marah lagi - tentunya.

Di dapur tampak Bi Kenoh sedang duduk menghadapi tungku yang tidak menyala. Wajahnya masih tetap terlihat cemberut.

Sedangkan Kang Eman sambil senyum-senyum sendiri, mengendap-endap mendekatinya.

"Biasanya kalau Akang pulang dari sawah, suka ada yang nanya: Kang mau makan dulu, atau mau tunggang dulu?...." celotehnya sambil menahan tawa.

Bi Kebon, bukannya tertawa. Tampaknya justru malah semakin emosi saja.

Sambil mendelik tajam Bi Kenoh berteriak.

 "Kalau mau tunggang, tuh naikin kambing betina yang baru beranak di kandang!"

Kang Eman pun langsung terdiam.

"Hadeuh. Salah lagi. Harus bagaimana lagi cara menghadapinya???" katanya. Tapi cuma di dalam hatinya. Sebab kalau buka suara lagi, bisa tambah runyam saja...

Apa boleh buat. Untuk meredakan libidonya, Kang Eman akhirnya memutuskan untuk pergi ke pancuran (tempat mandi di atas kolam yang masih banyak terdapat di kampung). Untuk mandi, tentu saja.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun