Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Iwan Fals, HRS, dan Pancasila

2 Juni 2020   13:47 Diperbarui: 2 Juni 2020   15:31 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan
Pancasila itu bukanlah rumus kode 
buntut...

Satu bait cuplikan lagu "Bangunlah Putra Putri Pertiwi" dari penyanyi legendaris Iwan Fals di atas, seakan menggedor dada yang seringkali alpa, bahwa Indonesia masih memiliki senjata ampuh untuk merawat keutuhan hidup berbangsa dan bernegara.

Terus terang, setiap kali memutar lagu "Bangunlah Putra Putri Pertiwi" saya merasa diingatkan, bahwa Pancasila sebagai way of life, dan bukanlah kode buntut.

Begitu pula  bendera sang saka merah putih, dan burung  Garuda merupakan  kebanggaan yang harus tetap di dirawat oleh setiap warga negara Indonesia dalam menjalani hidup berbangsa yang penuh dengan keberagaman dari mulai budaya, suku, agama, bahasa, dan masih banyak yang lainnya.

Dengan lirik yang sederhana, tapi begitu dalam maknanya, bisa jadi bukan hanya saya saja, melainkan jutaan orang yang pernah mendengarnya, terutama mereka yang bergabung dalam kelompok penggemar, atawa fans Iwan Fals yang bernama Oi (Orang Indonesia), akan ikut merasa diingatkan, dan dituntut untuk agar senantiasa merawatnya.

Terbukti mereka yang tergabung dalam wadah Oi yang jumlahnya diperkirakan hampir mencapai 30 jutaan itu seringkali terlibat dalam kegiatan aksi sosial, seperti donor darah, atau juga penghijauan kembali lahan yang telah rusak.

Sama sekali belum pernah terdengar melakukan protes aksi unjuk rasa di di jalanan. Padahal kebanyakan dari mereka adalah manusia yang hidupnya bergerak di jalanan.

Oleh karena itu sosok yang di masa mudanya selalu tampil urakan ini, sudah selayaknya mendapatkan kehormatan, atawa paling tidak mendapat penghargaan dari pemerintah. Bahkan kenapa tidak kalau Iwan Fals didaulat untuk menjadi Duta Pancasila, agar semakin lebih membumi lagi di bumi Pertiwi ini.

Bagaimanapun kiprahnya dalam bermusik bersama fans club-nya yang tergabung dalam Oi selama ini, jiwa nasionalisme, dan kecintaannya terhadap Indonesia sudah terbukti secara kasat mata.

Bahkan seandainya saja Iwan Fals berniat untuk mendirikan sebuah partai politik, sepertinya akan sangat mudah, dan tak butuh modal besar - sebagaimana yang selama ini dilakukan para petualang politik di negeri ini. 

Hanya saja Iwan dan Oi sejauh ini tampaknya tidak berselera untuk bermain di ranah politik yang penuh dengan intrik. Mereka cenderung, dan lebih memilih bergerak di bidang sosial, budaya, dan lingkungan hidup saja dalam upaya mewujudkan keutuhan berbangsa dan bernegara di NKRI ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun