Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Covid-19, Seharusnya Partai Politik pun Tampil Berada di Garda Depan

30 Maret 2020   13:20 Diperbarui: 30 Maret 2020   13:27 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot Update data Covid-19 di Indonesia hari ini (30 Maret 2020)/Kompas.com

Sekarang ini, Indonesia sungguh-sungguh sedang dilanda bencana pandemi virus corona, atawa Covid-19 yang bermula muncul di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Penyebarannya sudah hampir merata di setiap daerah.  

Tercatat 1.285 kasus di hari ini, Senin (30/3/2020). Rekor terbanyak ditemukan di Ibu kota, Jakarta. Terkonfirmasi sebanyak 675 positif telah terjangkit. Disusul oleh Jawa Barat yang terdeteksi sebanyak 149. Sementara Banten 106, dan di Jawa Timur ada 90 kasus.

Apabila melihat perkembangannya dari hari ke hari yang begitu signifikan, bisa jadi angka 1.285 merupakan kasus yang mencuat ke permukaan, baru berdasarkan hasil rapid test Covid-19 yang dilaksanakan pihak pemerintah. Tidak menutup kemungkinan yang belum terdeteksi masih banyak lagi, malahan bisa dikatakan ibarat gunung es saja laiknya.

Hal itu disebabkan oleh tidak sebandingnya tenaga kesehatan sendiri yang tiada henti berjibaku di garda terdepan, ditambah pula minimnya alat pelindung diri (APD), juga sikap ngeyel sebagian besar masyarakat yang masih memandang remeh akan bahaya pandemi virus corona itu sendiri.

Mengingat hal itu pula, sudah saatnya seluruh elemen masyarakat bahu-membahu untuk bersama-sama merapatkan barisan dalam memerangi wabah yang membahayakan ini. Tanpa kecuali. 

Termasuk partai politik, yang biasanya setiap menjelang hajatan demokrasi, seperti pemilu, maupun pemilukada begitu lantang terdengar mengumbar janji akan meningkatkan kesejahteraan hidup rakyatnya.

Sehingga pada situasi seperti sekarang inilah sudah seharusnya para elit dan kader partai politik tampil di garda paling depan, paling tidak demi mewujudkan janji-janjinya yang selalu diumbar di setiap menjelang pesta demokrasi. 

Jangan sampai pameo: Di saat kampanye berteriak lantang mengumbar janji, tapi jika sudah dapat kursi langsung bersembunyi dan enggan bertemu dengan konstituennya lagi,   yang selama ini beredar di tengah masyarakat benar-benar merupakan suatu bukti kalau politisi memang wataknya seperti demikian adanya.

Terlebih lagi, di tahun ini rencananya akan diselenggarakan pemilukada serentak di berbagai daerah, malahan baliho para kandidat yang berambisi akan bertarung memperebutkan kursi Gubernur, Wali kota, dan Bupati, sudah bertebaran di setiap sudut kota sampai pelosok desa, pun tak sedikit di antaranya sudah mengadakan sosialisasi sambil menebar janji, tak lupa bagi-bagi amplop bagi setiap warga yang ikut hadir dalam acara yang diselenggarakannya,  tapi di saat sekarang ini seakan-akan kembali tenggelam, entah ke lautan yang dalam entah  hilang terbang ditelan awan.

Hanya saja yang jelas, sepertinya memang benar apa yang pernah dikatakan Aristoteles, bahwa politikus adalah homo politicus, segolongan manusia yang haus akan kekuasaan, hanya memiliki insting menumpuk-numpuk kekuasaan sedemikian kuatnya. 

Terbukti sekarang ini, kalau tidak dikritisi masyarakat, para anggota dewan di Senayan, beberapa waktu lalu malah lebih mengedepankan rapid test diri sendiri dan keluarganya belaka. 

Sama sekali tidak terpikirkan untuk mendahulukan rakyat yang jelas-jelas punya andil besar dalam memeberikan suaranya demi kursi yang sekarang didudukinya.

Oleh karena itu, marilah seluruh rakyat Indonesia bersatu untuk mendorong para wakil rakyat yang duduk di DPR/MPR, DPD, DPRD tingkat I, dan DPRD tingkat 2, agar mereka duduk bersama, dan tidak saling menghujat lagi, melainkan harus tampil di garda paling depan dalam keadaan darurat seperti sekarang ini. Paling tidak untuk membuktikan janji-janji yang selalu diumbar dengan lantangnya itu.

Setidaknya para anggota dewan itu membantu untuk mengatasi minimnya APD, mendorong pemerintah untuk bersama-sama mencari solusi bagaimana mensubsidi rakyat yang harus tinggal di rumah, dan terpaksa harus di menganggur, sementara kebutuhan hidup tak bisa diajak kompromi, terlebih lagi bila harus belajar secara online saja, anak-anak kita tetap butuh kuota. 

Seharusnya anggota DPR meminta pihak provider untuk meminimalisir nilai jual kuota internet, syukur-syukur digratiskan selama keadaan darurat ini. Apa sanggup atawa tidak?

Apabila seruan ini tak ada yang menggubrisnya, atawa masih ditemukan beberapa parpol yang malah bersembunyi di balik sejuta alasan yang tak masuk akal, sudahlah, tinggal dtandai saja dengan tinta merah. 

Kemudian bila ada perhelatan pesta demokrasi ke depannya, jangan diperdulikan lagi, dan jangan dikasih hati lagi. Biarkan para politisi itu gigit jari. 

Seluruh rakyat jangan mau dibohongi lagi. Titik.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun