Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepasang Suami-isteri Pada Suatu Ketika

20 Februari 2016   00:41 Diperbarui: 20 Februari 2016   00:46 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai shalat Maghrib, istrinya duduk di depan televisi. Sementara tangannya masih tetap memegang tasbih.

Tak lama kemudian, ia memanggil suaminya dengan suara yang menengahi suara penyiar di televisi.

“Pak, coba ke sini. Ada berita dari Poso. Pasukan Brimob katanya akan melakukan operasi lagi untuk mengepung Santoso. Siapa tahu si sulung disorot kamera...”

Dari dalam kamar suaminya tergesa keluar. Lalu duduk di samping istrinya. Hanya saja dia lupa dengan rokok yang dijepit jari tangan kirinya.

“Nah, sudah diingatkan masih bandel juga rupanya...” jerit istrinya sambil menatap tajam. Suaminya tersenyum kikuk. Lalu beranjak menuju pintu depan. Rokok kretek yang masih panjang itu dibuangnya ke luar.

“Masih jorok lagi. Buang rokok sembarangan. Seperti suka menyapu saja,” omel istrinya lagi.


“Sudah. Jangan duduk di dekatku. Malam ini pun jangan tidur di kamarku. Bau rokok!”

Keduanya duduk berjauhan. Sedangkan di layar televisi penyiar telah menyampaikan berita lain lagi.

Tak adalagi pembicaraan di atara mereka. Keduanya seakan asyik dengan menyaksikan tayangan acara di layar kaca.

Sebuah sinetron yang seakan gambaran perjalanan hidup rumah tangga mereka. Sepasang suami-istri yang kesepian menjelang hari tuanya. Anak-anaknya sudah pergi meninggalkan keduanya untuk mengikuti gurat nasibnya masing-masing.

Sebagaimana tugas orang tua, setelah dilahirkan dari rahim ibunya, keduanya membimbing dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih-sayang. Dan setelah anaknya dewasa, suami-istri itu pun kembali hidup hanya berdua saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun