Mohon tunggu...
Arron Gotama
Arron Gotama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid SMA Kolese Kanisius

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

FOMO dan Medsos: Apakah Gen Z Terlalu Terobsesi

28 April 2024   19:28 Diperbarui: 28 April 2024   21:17 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era digital ini, banyak informasi terbaru yang selalu tersalurkan tanpa henti. Untuk mengetahui secepat mungkin, seseorang mungkin selalu mengecek gadget mereka jika ada informasi baru, sampai-sampai menjadi kebiasaan yang sudah tidak bisa dihilangkan. 

Perilaku ini dikenal dengan istilah fear of missing out (FOMO), yaitu rasa takut merasa "tertinggal" karena tidak mengikuti atau mengetahui hal tertentu, seperti berita, tren, dan hal lainnya. FOMO merupakan fenomena yang biasa bagi generasi Z. Generasi ini terlahir dan tumbuh bersama internet dan media sosial, sehingga mereka selalu didampingi dengan koneksi dan informasi yang instan. Ini memicu mereka untuk merasa rasa takut untuk melewatkan momen, pengalaman, atau informasi penting yang terjadi di dunia online.

Realitas Sempurna dan Ilusinya

Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook memang menghadirkan konten berupa gambaran kehidupan orang lain yang sepertinya terlihat sempurna dan menyenangkan. Konten tersebut umumnya dipilah dan diedit untuk menampilkan momen terbaik, sehingga menciptakan sebuah realitas yang tidak realistis, ironisnya. 

Generasi Z sebagai pengguna media sosial mungkin merasa bahwa mereka melewatkan pengalaman menarik dan menyenangkan yang dialami orang lain, padahal apa yang mereka lihat tidak sesuai apa yang terjadi. Bahkan, mereka juga dapat membandingkan diri dengan kehidupan orang lain di media sosial karena ketidakpuasan kehidupan mereka sendiri sehingga menimbulkan perasaan tidak puas dan insecure, dan memicu FOMO.

Generasi Z yang selalu terhubung dengan internet dan media sosial akan mudah terobsesi dengan apa yang terjadi di sana. Mereka sering menggunakan gadget untuk melakukan aktivitas seperti berkomunikasi dengan teman dan keluarga, mengetahui berita dan informasi, menonton video, mendengarkan musik, bermain game, berbelanja online, dan lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi mereka untuk terobsesi dengan mengecek gadget mereka berulang kali karena sudah terbiasa di dalam kehidupan mereka.

Harga Diri

Generasi Z memerlukan perasaan diakui, dihargai, dan diterima oleh orang lain. Mereka tidak mau orang lain, apalagi di dunia digital untuk memperburuk nama baik mereka. Kebutuhan ini semakin diperkuat oleh media sosial, dimana likes, komentar, dan share menjadi tolak ukur popularitas dan nilai diri. Dalam arti singkat, mereka mau tampil baik di dunia online. Ini dapat membuat mereka merasa cemas dan depresi.

Lingkungan pergaulan generasi Z juga bisa memicu FOMO. Jika teman-teman di sekitar selalu aktif di media sosial dan berbagi pengalaman seru, seseorang mungkin merasa tertinggal dan cemas ketinggalan. Bahkan, maki-makian terhadap seseorang bisa mempengaruhi, karena orang yang dimaki cenderung merasa sedih dan menjadi kurang percaya diri.

Tantangan Kedepannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun