Mbok Sum terdiam dan menatap Surti yang kembali menunduk.
"Priyo. Waktu kemarin memetik kopi di kebun belakang. Masih menurut Priyo, tubuh Bu Broto ditemukan tertancap mata tombak. Tepat di bawah jantungnya."
Mbok Sum menatap tajam Surti yang masih menunduk.
"Surti. Ada yang ingin kau sampaikan?"
"Tidak ada, Mbok." Jawab Surti singkat dan kembali mulutnya terkunci rapat.
Mbok Sum ikut terdiam. Masih lekat di ingatan wanita tua itu, bagaimana Surti dulu mati, sehari setelah melahirkan.
Di rumah ini pula, Mbok Sum menyaksikan Surti meregang nyawa dengan perut semakin membuncit. Membesar tidak wajar seakan ingin meletus. Hingga orang-orang bergunjing, matinya Surti karena santet.
****
Surti. Sosok gadis bersahaja. Tinggi semampai. Bunga desa nan cantik jelita. Banyak laki-laki yang berusaha merebut hatinya. Termasuk Hendra, anak Bu Broto.
Hanya seorang pemuda yang mampu meluluhkan hati Surti. Gibran, pemuda desa sebelah. Teman SMA Surti. Pemuda yang sukses merantau ke Jakarta.
Setelah menikah, Gibran memboyong Surti ke Jakarta. Sewaktu Surti hamil dan hampir melahirkan, Surti minta pulang ke desa.